Dasinih TKI Asal Indramayu di Yordania, Delapan Tahun Hilang Tanpa Kabar
INDRAMAYU - Kasus putus komunikasi dengan anggota keluarga yang sedang bekerja di luar negeri bukanlah hal baru lagi. Hal ini juga dialami oleh keluarga Sutinah (67 tahun) dan Rosi (alm) warga Gang Jambu Desa Kopyah, Kec. Anjatan, Kab Indramayu, Jawa Barat, yang telah delapan tahun tidak berkumpul dan tidak bisa berkomunikasi dengan anaknya, Dasinih yang menjadi TKI di Yordania.
Awalnya, Sutinah hanya mengetahui bahwa anaknya bekerja di Jakarta. Tetapi rayuan maut sponsor dapat meyakinkan keluarga untuk mengizinkan Dasinih bekerja di luar negeri.
Dasinih berangkat pada Januari 2008, keluarga hanya mengetahui negara tujuannya kawasan Timur Tengah.
Setelah beberapa tahun tidak ada kabar, keluarga membawa berkas-berkasnya ke Jakarta.
"Saya sudah lupa nama PT-nya. Waktu itu PT bilang tidak bisa dilacak. Akhirnya pihak keluarga mengadu ke sebuah kantor di jalan Pancoran, pihak sana hanya memerlukan nomer paspor atau foto kopiannya, tapi kami tidak punya, karena adik saya (Dasinih - Red) berangkat seolah tergesa-gesa. Kami pun pulang dengan tangan kosong," tutur Suganda kakak ipar Dasinih- kepada LiputanBMI, Sabtu (4/3/2017).
Masih menurut penuturan Suganda, bahwa pernah ada seseorang yang mendatangi rumahnya mengaku dari agen Arab yang ada di Indramayu, yang mengatakan akan memulangkan Dasinih. Tetapi karena paspor habis masa berlaku, minta uang sebesar Rp 750.000.
Besarnya keinginan keluarga, agar ibu dari Pandu Wijaya kembali, akhirnya uang tersebut diberikan, dan lagi-lagi kekecewaan yang harus diterima. Orang tersebut menghilang dan tidak bisa dihubungi setelah mendapatkan uang.
"Ia pernah menelepon setelah tiga tahun lebih keberangkatannya, dengan nomer +962796102271. Telepon dengan nada terburu-buru, setelah ada suara orang lain langsung dimatiin," lanjut Suganda.
Dengan bantuan saudara yang pernah kerja ke Arab, keluarga menghubungi nomer yang pernah digunakan Dasinih. Suganda menuturkan, bahwa yang menerima telepon (diperkirakan majikan Dasinih) mengancam, akan menyiksanya kalau keluarga masih telepon lagi dan bila ingin minta dipulangkan harus ditebus.
"Orang yang menerima telepon mengancam akan menyiksa Dasinih kalau kami telepon lagi, dan minta tebusan bila ingin dipulangkan. Setelah itu telepon dimatikan. Kami takut ia diapa-apakan jadi tidak berani telepon lagi. Sampai sekarang, bila mendengar nama Dasinih disebut, ibu mertua langsung gemetar," jelasnya.
Selama delapan tahun, wanita single parent itu hanya kirim uang empat kali di tahun pertama dengan total kiriman Rp 3.665.000.
Dari pemberitaan ini keluarga Sutinah berharap kepada perwakilan pemerintah di Yordania khususnya untuk membantu mencari dan memulangkan Dasinih, serta kepada siapapun yang mungkin mengetahui keberadaan Dasinih untuk memberitahukan ke Suganda di nomer HP +6282214589873.
Penulis : (YLA, 05/03)
Post a Comment