Waspadai Flu Burung, Sudah 17 Kasus Sejak Awal 2016 di Indramayu
Indramayu - Sejak Januari hingga Maret 2016, petugas Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu mencatat sebanyak 17 kasus flu burung yang tersebar di sejumlah kecamatan.
Kasie Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veterimer Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Dian Daju menjelaskan jumlah ini meningkat dibandingkan 2015 yang hanya 10 kasus.
Ia menyebutkan, 17 kasus tersebut tersebar di beberapa kecamatan, antara lain di Kecamatan Anjatan, Haurgeulis, Indramayu, Gantar, dan Karangampel. Dia juga menuturkan kasus flu burung masih menjadi tren di wilayah Ciayumajakuning yang meliputi Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan.
"Biasanya flu burung terjadi pada awal tahun dan musim hujan. Kasus flu burung setiap tahun pasti terjadi," ujarnya, Selasa (29/3/2016).
Untuk itu, pemerintah sudah melakukan upaya dalam mengantisipasi meluasnya flu burung dengan cara menyiapkan sebanyak tujuh dokter hewan yang ditempatkan di tiga pusat kesehatan hewan (Puskeswan), yaitu di Indramayu, Cikedung, dan Gantar.
Jika ada laporan kematian unggas, petugas langsung mendatangi lokasi untuk melakukan investigasi dan memastikan terkena flu burung atau tidak. Kemudian jika unggas tersebut positif terkena flu burung, maka petugas langsung memusnahkan bangkai tersebut dan melakukan penyemprotan di kandangnya.
"Pasalnya, penyebarannya lewat kotoran dan bangkai unggas itu, terlebih di Indramayu adalah daerah pertanian, biasa masyarakat membuang bangkai itu di saluran irigasi dan sungai yang bisa menular ke warga," terangnya.
Dia juga berpesan agar masyarakat selalu menjaga kebersihan unggas dan diri masing-masing. Yakni dengan cara mencuci tangan jika sehabis memegang unggas atau membersihkan kandang.
Sementara Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Agus Rohani mengakui penularan terhadap manusia bisa cepat, tergantung kondisi manusia itu. Namun jika unggas sudah positif flu burung, hal ini rawan menular kepada manusia. "Mengingat masih banyak masyarakat yang membuang bangkai di sungai," katanya.
Kasie Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veterimer Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Dian Daju menjelaskan jumlah ini meningkat dibandingkan 2015 yang hanya 10 kasus.
Ia menyebutkan, 17 kasus tersebut tersebar di beberapa kecamatan, antara lain di Kecamatan Anjatan, Haurgeulis, Indramayu, Gantar, dan Karangampel. Dia juga menuturkan kasus flu burung masih menjadi tren di wilayah Ciayumajakuning yang meliputi Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan.
"Biasanya flu burung terjadi pada awal tahun dan musim hujan. Kasus flu burung setiap tahun pasti terjadi," ujarnya, Selasa (29/3/2016).
Untuk itu, pemerintah sudah melakukan upaya dalam mengantisipasi meluasnya flu burung dengan cara menyiapkan sebanyak tujuh dokter hewan yang ditempatkan di tiga pusat kesehatan hewan (Puskeswan), yaitu di Indramayu, Cikedung, dan Gantar.
Jika ada laporan kematian unggas, petugas langsung mendatangi lokasi untuk melakukan investigasi dan memastikan terkena flu burung atau tidak. Kemudian jika unggas tersebut positif terkena flu burung, maka petugas langsung memusnahkan bangkai tersebut dan melakukan penyemprotan di kandangnya.
"Pasalnya, penyebarannya lewat kotoran dan bangkai unggas itu, terlebih di Indramayu adalah daerah pertanian, biasa masyarakat membuang bangkai itu di saluran irigasi dan sungai yang bisa menular ke warga," terangnya.
Dia juga berpesan agar masyarakat selalu menjaga kebersihan unggas dan diri masing-masing. Yakni dengan cara mencuci tangan jika sehabis memegang unggas atau membersihkan kandang.
Sementara Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Agus Rohani mengakui penularan terhadap manusia bisa cepat, tergantung kondisi manusia itu. Namun jika unggas sudah positif flu burung, hal ini rawan menular kepada manusia. "Mengingat masih banyak masyarakat yang membuang bangkai di sungai," katanya.
Penulis: RUBAH DISINI
Sumber:RUBAH DISINI
Post a Comment