Kelebihan Kapasitas, Petugas Waduk Cipancuh Siaga 24 Jam
Indramayu - Intensitas curah hujan tinggi beberapa hari terakhir membuat Tinggi Muka Air (TMA) dan volume air Waduk Cipancuh terus meningkat. Senin (8/2), TMA waduk di Desa Situraja, Kecamatan Gantar itu telah mencapai 29,56 meter di atas permukaan air laut (mdpl) dengan volume 7,3 juta meter kubik atau sudah melebihi kapasitas normal yakni 6,2 juta kubik.
“Dalam satu jam TMA naik 3 centimeter. Naiknya cepat banget,” ucap Pengamat Sungai dan Irigasi Waduk Cipancuh, H Kamto, kepada Radar, Senin (8/2).
Kenaikan debit air waduk terjadi sejak Selasa (5/2) lalu. Volume awal waduk yang hanya 2 juta meter kubik naik drastis menjadi 6-7 juta meter kubik. Kenaikan ini terjadi menyusul curah hujan tinggi dan derasnya sumber air dari Sungai Cibiuk, Sungai Ciseuseupan, Sungai Cipancuh, Sungai Cihoe dan Sungai Cikeludan.
Lantaran tidak dapat melalui pintu masuk waduk, gelontoran air dari Sungai Cibiuk dan Sungai Ciseuseupan mengalami limpas hingga meluber ke areal pertanian di sekitarnya.
Meski mengalami peningkatan kapasitas, Kamto menegaskan, kondisi waduk Cipancuh relatif aman. Namun demikian pihaknya bersama para petugas terus bersiaga. “Petugas di sini siaga semua 24 jam memantau perkembangan debit air. Kordinasi juga kita lakukan dengan pihak terkait bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas dia.
Agar debit waduk tidak melebihi daya tampung waduk, tiga titik pintu air langsung dibuka untuk melepas air sehingga volumenya tetap seimbang antara pemasukan dan pengeluaran.
Sejauh ini, kondisi tinggi muka air waduk peninggalan Belanda seluas 700 hektare tetap normal setelah pelepasan air. Masyarakat diharapkan tidak perlu cemas meski harus tetap waspada.
“Setiap saat kondisinya terus dipantau. Apabila debit air terus meningkat, dilakukan pelepasan air ke sungai untuk menjaga tetap berada dibatas normal sekaligus keamanan tubuh waduk,” terang dia.
Pelepasan air waduk rutin dilakukan guna mencukupi kebutuhan air ribuan hektare sawah menjelang musim tanam rendeng di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Haurgeulis, Kroya, sebagian Gantar dan Anjatan.
Keberadaan Waduk Cipancuh ini, memang menjadi solusi kebutuhan air areal 6.314 hektar sawah yang mayoritas tadah hujan. Pasalnya kendati sudah memasuki musim penghujan, petani di empat kecamatan tersebut masih kesulitan air karena sebagian besar areal persawahannya tidak terdapat irigasi teknis.
Bahkan ketika musim kemarau, beberapa penduduk sekitar juga memanfaatkan dasar untuk bercocok tanam. Permukaan tanah yang tetap lembab menjadikan area dipinggiran waduk tetap subur dan cocok untuk kegiatan pertanian.
Sementara itu berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memasuki bulan Februari ini potensi hujan deras di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) bakal meningkat, sehingga berdampak pada naiknya volume serta debit Waduk Cipancuh.
Menghadapi kondisi tersebut, Camat Haurgeulis, Drs Asep Kusdianti MSi meminta agar pemantauan Waduk Cipancuh terus dilakukan setiap saat. “Jangan sampai lengah, supaya kami juga bisa melakukan upaya antisipasi untuk menghindari kemungkinan terburuk,” kata dia.
Dia mengakui sejauh ini kordinasi dengan pengamat waduk serta jajaran PJT II Seksi Patrol selaku pengelola Waduk Cipancuh sudah berjalan dengan baik. Pihaknya optimis, kondisi yang tidak diinginkan dapat dihindari menyusul sistem perencanaan dan pengelolaan waduk sudah tertata baik.
“Dalam satu jam TMA naik 3 centimeter. Naiknya cepat banget,” ucap Pengamat Sungai dan Irigasi Waduk Cipancuh, H Kamto, kepada Radar, Senin (8/2).
Kenaikan debit air waduk terjadi sejak Selasa (5/2) lalu. Volume awal waduk yang hanya 2 juta meter kubik naik drastis menjadi 6-7 juta meter kubik. Kenaikan ini terjadi menyusul curah hujan tinggi dan derasnya sumber air dari Sungai Cibiuk, Sungai Ciseuseupan, Sungai Cipancuh, Sungai Cihoe dan Sungai Cikeludan.
Lantaran tidak dapat melalui pintu masuk waduk, gelontoran air dari Sungai Cibiuk dan Sungai Ciseuseupan mengalami limpas hingga meluber ke areal pertanian di sekitarnya.
Meski mengalami peningkatan kapasitas, Kamto menegaskan, kondisi waduk Cipancuh relatif aman. Namun demikian pihaknya bersama para petugas terus bersiaga. “Petugas di sini siaga semua 24 jam memantau perkembangan debit air. Kordinasi juga kita lakukan dengan pihak terkait bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas dia.
Agar debit waduk tidak melebihi daya tampung waduk, tiga titik pintu air langsung dibuka untuk melepas air sehingga volumenya tetap seimbang antara pemasukan dan pengeluaran.
Sejauh ini, kondisi tinggi muka air waduk peninggalan Belanda seluas 700 hektare tetap normal setelah pelepasan air. Masyarakat diharapkan tidak perlu cemas meski harus tetap waspada.
“Setiap saat kondisinya terus dipantau. Apabila debit air terus meningkat, dilakukan pelepasan air ke sungai untuk menjaga tetap berada dibatas normal sekaligus keamanan tubuh waduk,” terang dia.
Pelepasan air waduk rutin dilakukan guna mencukupi kebutuhan air ribuan hektare sawah menjelang musim tanam rendeng di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Haurgeulis, Kroya, sebagian Gantar dan Anjatan.
Keberadaan Waduk Cipancuh ini, memang menjadi solusi kebutuhan air areal 6.314 hektar sawah yang mayoritas tadah hujan. Pasalnya kendati sudah memasuki musim penghujan, petani di empat kecamatan tersebut masih kesulitan air karena sebagian besar areal persawahannya tidak terdapat irigasi teknis.
Bahkan ketika musim kemarau, beberapa penduduk sekitar juga memanfaatkan dasar untuk bercocok tanam. Permukaan tanah yang tetap lembab menjadikan area dipinggiran waduk tetap subur dan cocok untuk kegiatan pertanian.
Sementara itu berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memasuki bulan Februari ini potensi hujan deras di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) bakal meningkat, sehingga berdampak pada naiknya volume serta debit Waduk Cipancuh.
Menghadapi kondisi tersebut, Camat Haurgeulis, Drs Asep Kusdianti MSi meminta agar pemantauan Waduk Cipancuh terus dilakukan setiap saat. “Jangan sampai lengah, supaya kami juga bisa melakukan upaya antisipasi untuk menghindari kemungkinan terburuk,” kata dia.
Dia mengakui sejauh ini kordinasi dengan pengamat waduk serta jajaran PJT II Seksi Patrol selaku pengelola Waduk Cipancuh sudah berjalan dengan baik. Pihaknya optimis, kondisi yang tidak diinginkan dapat dihindari menyusul sistem perencanaan dan pengelolaan waduk sudah tertata baik.
Penulis : Kho
Sumber : Radar
Post a Comment