Warga Kedungwungu Tolak Jenazah Terduga Teroris Azan
Indramayu - Mayoritas warga Desa Kedungwungu Kecamatan Krangkeng Kabupaten
Indramayu menolak jika jasad Ahmad Muhazan alias Azan (25), terduga
pelaku teror di kawasan Thamrin, Jakarta, kembali ke desanya. Warga
mengetahui bahwa Azan adalah salah satu dari lima pelaku teror yang
telah teridentifikasi.
Selepas Polda Metro Jaya mengumumkan lima nama terduga pelaku pada
Sabtu (16/1/2016) sore tadi, secara spontan sebagian warga memasang
spanduk penolakan jenazah Azan di jalan Blok Desa, Desa Kedungwungu.
Seperti diketahui, Azan merupakan pelaku pengeboman di kafe Starbucks.
Miftah Hariri, warga setempat, mengatakan mayoritas warga Desa
Kedungwungu menolak jenazah Azan kembali ke desa. "Saya pun mengikuti
warga (menolak) kang karena saya bukan keluarganya Azan," katanya.
Menurut dia, sikap penolakan warga sebagai efek jera atas tindakan
yang merugikan semuanya. Dengan penolakan jenazah Azan, diharapkan dapat
menjaga stabilitas nama desa.
Ketika status Azan belum jelas, apakah korban atau pelaku teror,
sejumlah tokoh masyarakat mengungkapkan penolakan mereka jika Azan
terbukti sebagai pelaku teror. "Kalau teroris, banyak warga yang akan
menolak," ujar salah seorang tokoh masyarakat, Kambali (60)..
Dia beralasan, jika jenazahnya diterima dan dimakamkan di Desa
Kedungwungu, dia khawatir timbul asumsi bahwa desanya merupakan sarang
teroris. Pandangan tersebut pun diamini oleh tokoh lainnya, yaitu ketua
RT setempat, Sobari. "Warga pasti banyak yang menolak. Kalau benar dia
itu pelaku pengeboman," ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Alquraniyah, Azun Mauzun, mengaku tengah
berupaya meyakinkan masyarakat Desa Kedungwungu agar berubah pikiran dan
berbelas kasihan. Dia memahami kerisauan masyarakat yang takut apabila
jenazahnya dibawa ke Desa Kedungwungu akan dicap sebagai kampung
teroris.
Selain alasan kemanusiaan, Azun pun meminta warga mempertimbangkan
keadaan orangtua Azan yang tengah sakit keras. "Alasan saya simpel,
yaitu dari sisi kemanusiaan. Kedua, kasihan keluarganya sakit-sakitan.
Toh keluarganya tidak tahu apa-apa dan siapa sih yang menghendaki
anaknya seperti ini. Kita akan terus meyakinkan masyarakat," tutur
anggota Komisi B DPRD Kabupaten Indramayu itu.
Penulis : Asep Budiman
Sumber : PR
Post a Comment