Sulit Pekerjaan, Warga Indramayu Ramai-ramai Jadi TKI
Indramayu - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu mencatat tiap tahun ada
peningkatan jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Indramayu bekerja
di luar negeri. Perbandingan kenaikan jumlah TKI pada 2014 dengan 2013
capai 8 persen yang tersebar di berbagai negara.
Bupati Indramayu, Anna Sophanah mengatakan pada 2014, Pemkab Indramayu mencatat ada 19.000 TKI asal Indramayu bekerja di luar negeri. Sedangkan, jumlah itu lebih banyak dari 2013 mencapai 17.800 orang. Naiknya jumlah TKI tiap tahun karena tidak adanya lapangan kerja.
"Terus terang kami jarang sekali menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Indramayu. Tahun 2014, jumlah TKI naik 8 persen dari tahun sebelumnya," kata Anna dalam peresmian Rumah Edukasi TKI di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Senin (23/2).
Istri dari Irianto MS Syafiuddin alias Yance ini menjelaskan sebagian besar TKI asal Indramayu bekerja di Taiwan yakni mencapai 58 persen. Lalu bekerja di Singapura (12 persen), Oman, Hongkong, Malaysia, Saudi Arabia, dan lain-lain.
"90 persen kerja sektor informal," kata dia.
TKI asal Indramayu, kata politisi asal Partai Golkar ini, tak sedikit yang menuai masalah seperti berurusan dengan hukum, mengalami kekerasan, dan lain-lain. Sebab ketiadaan keterampilan, penguasaan bahasa dan minim pengetahuan. Namun, ada juga yang sukses.
Bupati Indramayu, Anna Sophanah mengatakan pada 2014, Pemkab Indramayu mencatat ada 19.000 TKI asal Indramayu bekerja di luar negeri. Sedangkan, jumlah itu lebih banyak dari 2013 mencapai 17.800 orang. Naiknya jumlah TKI tiap tahun karena tidak adanya lapangan kerja.
"Terus terang kami jarang sekali menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Indramayu. Tahun 2014, jumlah TKI naik 8 persen dari tahun sebelumnya," kata Anna dalam peresmian Rumah Edukasi TKI di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Senin (23/2).
Istri dari Irianto MS Syafiuddin alias Yance ini menjelaskan sebagian besar TKI asal Indramayu bekerja di Taiwan yakni mencapai 58 persen. Lalu bekerja di Singapura (12 persen), Oman, Hongkong, Malaysia, Saudi Arabia, dan lain-lain.
"90 persen kerja sektor informal," kata dia.
TKI asal Indramayu, kata politisi asal Partai Golkar ini, tak sedikit yang menuai masalah seperti berurusan dengan hukum, mengalami kekerasan, dan lain-lain. Sebab ketiadaan keterampilan, penguasaan bahasa dan minim pengetahuan. Namun, ada juga yang sukses.
Penulis: dem
Sumber: RMOLJABAR
Post a Comment