Abrasi di Patrol Lor Semakin Parah
Indramayu - Lahan produiktif di Desa Patrol Lor Kecamatan Patrol Indramayu nyaris
habis akibat terkena abrasi.Selain lahan milik warga,abrasi juga
menggerus tanah pangonan dan tambak. Di Desa tersebut terdapat
perusahaan tambak yang mayoritas melakukan budidaya udang.
Kepala Desa Patrol Lor Sutarman mengatakan, tanah pangonan yang merupakan aset milik Desa itu sebelumnya seluas 27 hektar. Akibat tergerus abrasi kini nyaris habis.
Sutarman berharap, pemerintah segera melakukan penanggulangan abrasi dengan membangun pemecah ombak atau break water.
"Saat ini baru 100 meter yang sudah dbangun, breakwater tersebut dibangun pada pertengahan tahun 2014. Kami berharap proyek ini perlu segera dilanjutkan. kalau tidak, lahan produktif, tanah pangonan yang masih tersisa bisa habis."
Diungkapkan Sutarman, tanah pangonan yang awalnya seluas 27 hektar kini tersisa hanya tiga hektar. Sementara perusahaan tambak kini tinggal satu yang masih bertahan. Sedangkan lahan produktif milik warga tinggal 200 hektar.
Sebelumnya,lahan produktif yang mayoritas sawah ini lebih dari 300 hektar. Akibat tidak adanya break water, secara perlahan lahan tersebut habis tergerus abrasi. Setiap tahun, tanah daratan pantai Desa Patrol Lor, tergerus abrasi hingga 25 meter.
"Kalau daratan Pantai Patrol Lor panjangnya dua kilometer. Kami sudah mengajukan permohonan ke pemerintah pusat, meminta agar pantai desa kami dibangun break water."
Sutarman berharap, tahun ini break water kembali dibangun. Adanya break water, diharapkan dapat menghentikan abrasi dari lahan produktif tidak habis terkikis. Terbukti dengan pembangunan break water sepanjang 400 meter, banyak lahan yang sudah terselamatkan. (Yusufhusen/DS/RRI)
Kepala Desa Patrol Lor Sutarman mengatakan, tanah pangonan yang merupakan aset milik Desa itu sebelumnya seluas 27 hektar. Akibat tergerus abrasi kini nyaris habis.
Sutarman berharap, pemerintah segera melakukan penanggulangan abrasi dengan membangun pemecah ombak atau break water.
"Saat ini baru 100 meter yang sudah dbangun, breakwater tersebut dibangun pada pertengahan tahun 2014. Kami berharap proyek ini perlu segera dilanjutkan. kalau tidak, lahan produktif, tanah pangonan yang masih tersisa bisa habis."
Diungkapkan Sutarman, tanah pangonan yang awalnya seluas 27 hektar kini tersisa hanya tiga hektar. Sementara perusahaan tambak kini tinggal satu yang masih bertahan. Sedangkan lahan produktif milik warga tinggal 200 hektar.
Sebelumnya,lahan produktif yang mayoritas sawah ini lebih dari 300 hektar. Akibat tidak adanya break water, secara perlahan lahan tersebut habis tergerus abrasi. Setiap tahun, tanah daratan pantai Desa Patrol Lor, tergerus abrasi hingga 25 meter.
"Kalau daratan Pantai Patrol Lor panjangnya dua kilometer. Kami sudah mengajukan permohonan ke pemerintah pusat, meminta agar pantai desa kami dibangun break water."
Sutarman berharap, tahun ini break water kembali dibangun. Adanya break water, diharapkan dapat menghentikan abrasi dari lahan produktif tidak habis terkikis. Terbukti dengan pembangunan break water sepanjang 400 meter, banyak lahan yang sudah terselamatkan. (Yusufhusen/DS/RRI)
Post a Comment