Periode November - Desember Tidak Ada Pembagian Raskin di Indramayu
Indramayu (PRLM) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Indramayu menyatakan alokasi
raskin untuk November-Desember 2014 tidak ada. Alokasi untuk kedua bulan
tersebut telah dialokasikan pada Februari-Maret 2014.
Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Attar Rizal mengatakan, pada bulan
Februari-Maret 2014, terjadi musibah banjir di berbagai daerah
Indramayu. Hal tersebut menyebabkan raskin yang seharusnya dialokasikan
pada periode November–Desember 2014 langsung disalurkan tidak lama
setelah banjir terjadi pada periode Februari-Maret 2014.
"Bila tidak ada tambahan dari pemerintah pusat, pada
November-Desember ini raskin tidak ada," ujar Attar Rizal, Minggu
(7/9/2014).
Bila berkaca pada tahun lalu, dia menyebutkan, alokasi raskin untuk
November–Desember selalu ada. Namun pada tahun ini, penyaluran raskin
untuk akhir tahun tersebut akan menunggu kebijakan Pemerintah Pusat
terlebih dahulu. "Sampai saat ini, belum turun perintah untuk tambahan
raskin ini," ujarnya.
Dia menuturkan, seandainya tidak ada tambahan dari pemerintah pusat,
pihaknya akan melakukan operasi pasar. Hal itu dilakukannya untuk
mengantisipasi tingginya harga beras di pasaran yang biasa terjadi pada
akhir tahun.
Attar menyebutkan, kebutuhan penyaluran raskin di Kabupaten Indramayu
sebesar 2.610.030 kilogram per bulan. Sementara hingga 1 September
2014, stok yang dimiliki Bulog Indramayu mencapai 22.415 ton.
Dengan demikian, stok yang ada saat ini cukup untuk memenuhi
kebutuhan raskin hingga 8,5 bulan kedepan. "Sampai saat ini, stok dari
Bulog Subdivre Indramayu cukup untuk penyaluran dari April-Mei 2015,"
tuturnya.
Mengenai serapan Bulog, Attar mengatakan, sampai saat ini masih belum
tercapai. Dari target prognosa yang mencapai 97.500 ton pada tahun ini,
hingga 1 September 2014 baru tercapai 35.253 ton setara beras.
Hal itu terjadi akibat tingginya harga gabah di tingkat petani.
Sementara dalam melakukan penyerapan, Bulog masih berpatokan pada harga
pembelian pemerintah (HPP) yang belum berubah sejak dua tahun lalu.
Dia menambahkan, mundurnya masa tanam di sejumlah daerah yang
mengalami banjir di awal tahun juga turut mempengaruhi minimnya
penyerapan. Mundurnya masa tanam turut membuat masa panen terlambat.
"Meski realisasi penyerapan masih jauh dari target, namun itu tidak
berdampak terhadap stok yang saat ini masih banyak," katanya.
Dia menuturkan, selain bisa memenuhi kebutuhan berasnya sendiri,
pihaknya juga mampu mengirimkan beras untuk daerah lain (move reg).
Dengan demikian, stok yang ada saat ini tidak terlalu lama tersimpan
dalam gudang. "Bila terlalu lama tersimpan, kualitasnya akan menurun,"
ucap dia.
Post a Comment