Pengrajin Topeng Gadingan Indramayu Kesulitan Pasarkan Produk
Indramayu - Ditengah gencarnya industri modern, pengrajin topeng asli Indramayu mulai tergerus industri topeng kertas dengan tokoh kartun dan superhero, bahkan sebagian pengrajin mengaku kesulitan memasarkn hasil topeng buatan.
Salah satunya adalah pengrajin topeng dermayu di Sanggar Jaka Baru. Tempat berkumpulnya pengrajin topeng ini bisa kita temui di Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.
Topeng yang biasa dibuat oleh sanggar jaka baru yang sudah hampir puluhan tahun ini diantaranya topeng kelana, tumenggung, pemindo, rumyam, panji dan tokoh-topeng dalam wayang lainnya.
Bahannya pun tidak terlalu sulit hanya dibutuhkan kayu jaran sebagai bahan pokok, peralatan yang digunakan misalnya peralatan pahat, pisau,gergaji,paku dan cat air.
Sarwedi (37) pengrajin topeng, mengatakan, kesulitan pembuatan topeng ada pada karakteristiknya, biasanya topeng hasil bikinannya dijual melalui perorangan dan sanggar-sanggar yang ada di Indramayu.
Dalam satu bulan, Sarwedi hanya mampu membuat tujuh topeng dengan harga jual per topeng Rp350 ribu kadang diatas Rp500 ribu, tergantung jenis topeng yang ia buat.
Sarwedi dan kawan-kawan mengaku kesulitan memasarkan topeng hasil buatannya karena harganya yang lumayan mahal bagi sebagian masyarakat, namun baginya tetap dijalani demi tuntutan ekonomi keluarga. (CT)
Salah satunya adalah pengrajin topeng dermayu di Sanggar Jaka Baru. Tempat berkumpulnya pengrajin topeng ini bisa kita temui di Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.
Topeng yang biasa dibuat oleh sanggar jaka baru yang sudah hampir puluhan tahun ini diantaranya topeng kelana, tumenggung, pemindo, rumyam, panji dan tokoh-topeng dalam wayang lainnya.
Bahannya pun tidak terlalu sulit hanya dibutuhkan kayu jaran sebagai bahan pokok, peralatan yang digunakan misalnya peralatan pahat, pisau,gergaji,paku dan cat air.
Sarwedi (37) pengrajin topeng, mengatakan, kesulitan pembuatan topeng ada pada karakteristiknya, biasanya topeng hasil bikinannya dijual melalui perorangan dan sanggar-sanggar yang ada di Indramayu.
Dalam satu bulan, Sarwedi hanya mampu membuat tujuh topeng dengan harga jual per topeng Rp350 ribu kadang diatas Rp500 ribu, tergantung jenis topeng yang ia buat.
Sarwedi dan kawan-kawan mengaku kesulitan memasarkan topeng hasil buatannya karena harganya yang lumayan mahal bagi sebagian masyarakat, namun baginya tetap dijalani demi tuntutan ekonomi keluarga. (CT)
Post a Comment