Bangunan Liar Penuhi Bantaran Sungai Cimanuk
Indramayu (PRLM) - Keberadaan Sungai Cimanuk yang melintasi Indramayu kota menyimpan
potensi persoalan, yakni perihal bangunan-bangunan liar yang terdapat di
bantaran sungainya. Dalam jangka panjangnya, bangunan di bantaran
sungai tersebut diprediksikan terus meningkat.
"Sudah banyak bangunan liar di sana. Sudah harus ditata lagi. Kalau
didiamkan, lama-lama lagi bisa ramai," kata Kepala Bidang Tata Ruang
Dinas Cipta Karya Indramayu, Agus Salam Pujianto, Minggu (31/8/2014).
Saat ini, di bantaran sungai tersebut sedang dilakukan penataan. Pada
intinya, bantaran Sungai Cimanuk akan ditata menjadi taman terbuka
hijau, sarana wisata perahu air, serta pusat kuliner. Agus sempat
mengatakan, salah satu tujuan tidak langsung dari penataan tersebut
adalah mengusir pedagang kaki lima yang seringkali membuat bangunan
berupa tenda di bantaran sungai yang terdapat di Jalan Veteran,
Kecamatan Indramayu.
"Konsep awal, bagian sungai yang sedang ditata saat ini diperuntukkan
buat penyediaan air baku, dan kedua buat taman rekreasi air. Secara
tidak langsung, mengusir pedagang kaki lima," tuturnya.
Bantaran sungai yang saat ini sedang ditata, sesungguhnya merupakan
bagian kecil saja dari keseluruhan bantaran yang merentang mulai dari
Waduk Bojongsari. Penataannya hanya dititikberatkan di wilayah yang
dekat dengan Kantor Bupati Indramayu saja.
Namun demikian, bila menyusuri sungai lebih jauh hingga ke arah
waduk, akan terlihat banyaknya bangunan yang dibuat menjadi beragam
tempat usaha, mulai dari usaha cuci motor, sampai warung kelontong. Hal
tersebut mencerminkan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan bila seandainya tujuan menata bantaran sungai ingin
dicapai.
Agus merasa optimistis, bahwa penataan secara keseluruhan bisa
dilakukan pihaknya ke depan. Optimismenya itu muncul berdasarkan
pengamatannya atas penataan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta ketika
masih dijabat Joko Widodo atas PKL, maupun bantaran sungai yang ada di
beberapa bagian ibukota.
Menurutnya, di tengah-tengah kompleksitas tata kota DKI Jakarta,
upaya penataan oleh pemerintahnya memberikan hasil positif sejauh ini.
Oleh sebab itu, penataan di Indramayu, menurutnya, pasti bisa dilakukan,
mengingat tingkat kompleksitasnya tergolong rendah bila dibandingkan
ibu kota.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Penataan Sungai Cimanuk dari Dinas
Cipta Karya Indramayu, Achmad Hidayat memandang, konsep tematis dalam
penataan kota bisa memberikan alternatif terhadap persoalan penataan
bantaran Sungai Cimanuk. Adanya penentuan lokasi untuk para pedagang
yang disesuaikan temanya, menurut dia, bisa menyelesaikan persoalan
maraknya pedagang yang membuat bangunan di bantaran sungai.
Sejauh ini, menurut dia, baru ada dua lokasi yang direncanakan
sebagai tempat tematis untuk berjualan. Kedua tempat itu, yakni Pasar
Mambo, dan pusat jajanan kuliner yang saat ini sedang dibangun di
bantaran Sungai Cimanuk depan Kantor Pos. Namun demikian, masih banyak
pedagang yang tidak berjualan kuliner berada di sepanjang Sungai
Cimanuk. Salah satunya seperti pedagang burung yang berkumpul di sekitar
Jln Cimanuk. Menurutnya, hal tersebut perlu mendapatkan perhatian ke
depannya agar bisa diakomodir.
Sementara itu, bangunan liar juga tidak hanya berada di bantaran
sungai saja. Kepala Dinas Bina Marga Indramayu, Oemarsyah menyebutkan,
sebagian besar dari jalan kabupaten sepanjang 812 kilometer sudah banyak
dipakai masyarakat menjadi berbagai macam bangunan. "Seperti di daerah
Balongan maupun Haurgeulis sudah marak oleh bangunan yang sebenarnya
liar," kata dia.
Dia mengaku, hal tersebut menimbulkan persoalan, terutama terkait
upaya pelebaran jalan. Menurutnya, upaya pelebaran jalan acapkali
terhambat dengan adanya bangunan liar tersebut. "Sejauh ini kamu
mengupayakan sosialisasi kepada kuwu agar masyarakat tidak seenaknya
membuat bangunan," tuturnya. (foto:antara)
Post a Comment