Indramayu Impor Gabah Dari Jawa Tengah
Indramayu - Panen raya musim rendeng (penghujan) di Kabupaten Indramayu masih lama,
hal ini membuat lumbung padi nasional itu mengalami kekurangan gabah.
Sejumlah pengusaha penggilingan beras pun terpaksa ‘mengimpor’ gabah
dari Jateng yang sudah memasuki masa panen.
‘’Sebagian besar gabah didatangkan dari Demak,’’ ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Kamis (6/3).
Sutatang mengatakan, sejumlah pemilik penggilingan beras terpaksa mencari gabah hingga ke Jateng karena di Kabupaten Indramayu belum memasuki masa panen. Jikapun ada petani yang memiliki simpanan gabah, maka harganya sangat tinggi, yakni Rp 6.000 per kg.
Menurut Sutatang, para pemilik penggilingan beras itu memilih mencari gabah ke Jateng karena saat ini pasokannya cukup berlimpah. Selain itu, harga gabah dari daerah itu lebih murah dibandingkan gabah asal Indramayu.‘’(Harga lebih murah) karena secara kualitas memang lebih rendah dibandingkan gabah asal Indramayu,’’ kata Sutatang.
Seorang pemilik penggilingan beras di Kecamatan Terisi, Ridwan, menyatakan, sudah mendatangkan gabah dari Demak sejak dua minggu lalu. Pasalnya, jika menunggu pasokan gabah dari para petani di Kabupaten Indramayu, maka usaha penggilingan beras yang dijalaninya bisa berhenti.
‘’Padahal saya harus mengirimkan beras untuk pelanggan-pelanggan di Pasar Induk (Jakarta),’’ kata Ridwan.
Ridwan pun mengaku tidak mengetahui kualitas dan kisaran harga gabah saat panen raya di Indramayu nanti. Pasalnya, panen raya diprediksi tidak akan terjadi serempak di semua daerah akibat adanya banjir yang merendam seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu Januari lalu. (Lis/ROL)
‘’Sebagian besar gabah didatangkan dari Demak,’’ ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Kamis (6/3).
Sutatang mengatakan, sejumlah pemilik penggilingan beras terpaksa mencari gabah hingga ke Jateng karena di Kabupaten Indramayu belum memasuki masa panen. Jikapun ada petani yang memiliki simpanan gabah, maka harganya sangat tinggi, yakni Rp 6.000 per kg.
Menurut Sutatang, para pemilik penggilingan beras itu memilih mencari gabah ke Jateng karena saat ini pasokannya cukup berlimpah. Selain itu, harga gabah dari daerah itu lebih murah dibandingkan gabah asal Indramayu.‘’(Harga lebih murah) karena secara kualitas memang lebih rendah dibandingkan gabah asal Indramayu,’’ kata Sutatang.
Seorang pemilik penggilingan beras di Kecamatan Terisi, Ridwan, menyatakan, sudah mendatangkan gabah dari Demak sejak dua minggu lalu. Pasalnya, jika menunggu pasokan gabah dari para petani di Kabupaten Indramayu, maka usaha penggilingan beras yang dijalaninya bisa berhenti.
‘’Padahal saya harus mengirimkan beras untuk pelanggan-pelanggan di Pasar Induk (Jakarta),’’ kata Ridwan.
Ridwan pun mengaku tidak mengetahui kualitas dan kisaran harga gabah saat panen raya di Indramayu nanti. Pasalnya, panen raya diprediksi tidak akan terjadi serempak di semua daerah akibat adanya banjir yang merendam seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu Januari lalu. (Lis/ROL)
Post a Comment