Pasca Banjir Harga Beras di Indramayu Merangkak Naik
Indramayu - Harga beras di pasar tradisional Kabupaten Indramayu merangkak naik
akibat berkurangnya pasokan dari petani. Hal itu disebabkan banyak sawah
petani yang kebanjiran beberapa waktu lalu, sehingga mereka harus
menanam ulang.
Pantauan di pasar tradisional Indrmayu, harga beras kualitas super
saat ini Rp 9.500 per kilogram, kualitas dua Rp 9.000 per kg, dan
kualitas tiga Rp 8.500 per kilogram. Harga beras tersebut naik Rp 500
dibandingkan dengan sebelumnya.
“Kenaikan beras terjadi secara bertahap sejak dua pekan lalu. Dari Rp
200-Rp 500,” kata Warso, salah seorang pedagang beras di Pasar
Indramayu, Senin (10/2/2014).
Dia menungkapkan, kenaikan harga beras diduga terjadi akibat banjir
yang melanda daerah Indramayu beberapa pekan lalu. Pasokan beras dari
daerah Indramayu berkurang, sehingga ia mengandalkan dari daerah lain.
Pedagang beras lainnya, Wahyudi mengatakan hal senada. Menurut dia,
banjir juga menyebabkan harga gabah meningkat. Harga gabah di tingkat
petani mencapai Rp 5.700-Rp6.000 per kg. “Harga beras dan gabah baru
akan turun bila para petani sudah memasuki musim panen raya,’’ katanya.
Wakil Kepala Bulog SUbdivre Indramayu, Heri Sulistio sebelumnya juga
mengungkapkan, pascabanjir pengadaan beras ke gudang Bulog tertunda.
Seharusnya, pengadaan beras sudah dimulai pada Maret-April nanti.
“Namun, pengadaan beras tersebut diperkirakan baru bisa dilakukan pada
Mei-Juni nanti,” katanya.
Heri mengungkapkan, prognosis Bulog pada tahun ini mencapai 97.500
ton setara beras. Dia mengakui, sejak awal Januari, hingga kini belum
ada beras yang masuk ke gudang Bulog.
Meski demikian, menurut dia, stok raskin yang tersimpan di gudang
Bulog bisa mencukupi untuk kebutuhan selama 11 bulan mendatang.
Sementara stok cadangan beras pemerintah dari pemerintah pusat, sudah
habis disalurkan untuk para korban banjir.
Untuk mengatasi dampak banjir, Menteri Pertanian Suswono yang
beberapa waktu lalu berkunjung ke Indramayu mengaku telah menyediakan
13.600 ton benih bagi para petani yang sawahnya kebanjiran.
Khusus untuk wilayah Indramayu sebagai lumbung padi nasional,
pemerintah pusat juga telah menggelontorkan dana Rp 50 miliar lebih
untuk sektor pertanian. (PRLM)
Post a Comment