Nang Sadewo (Sulaeman Indrajaya) - Sosok Fotografer Indramayu
Indramayu - Nang Sadewo (Sulaeman Indrajaya) (lahir di Indramayu, Jawa Barat
Indonesia. Tgl 24 Oktober 1975.Ia adalah seorang fotojurnalis dan
fotografer kelahiran Lemahabang Indramayu khusus meliput dan memotret
berbagai moment bersejarah yang ada di lingkungan daerah kelahirannya.
Hal ini sudah menjadi komitmen yang dilakoni selama hidupnya. Dia lahir
pada tanggal 24 Oktober 1975 dari pasangan Bapak H. Mugani Indra Atmaja
dan Ibu Hj. Kartini.
Sebagai anak keduabelas dari tiga belas bersaudara. Nang Sadewo memiliki 11 orang kakak dan seorang adik. Pada usia 15 tahun, Dewo mulai mengenal kamera film saat itu aktif belajar ketrampilan memotret di SMP Negeri 2 Indramayu. Lepas SMA Negeri 1 Indramayu ia mempelajari lebih jauh hobbynya memotret saat bergaul bersama pamannya seorang fotografer kenamaan Indramayu yang dikenal dengan panggilan Om Data. Dewo pun menjelajah ke Bandung dan Jakarta untuk mempelajari foto jurnalisme. Karya besar pertamanya diambil pada tahun 2000, ketika ia ditugaskan untuk memotret (tokoh seniman tua Indramayu yang dikenal sebagai maestro topeng) dalam jarak kurang dari dua meter, yang sedang menari dan menjelaskan tentang makna hidup dan laku lampah manusia di Toc Koyu Cave Bndung.
Ketika menjelang akhir kepemimpian Bupati Ope Mustofa, di tahun 2001 ia mulai menunjukkan eksistensinya, Membantu kegiatan protokoler Pemda Indramayu. Di tahun itu pula ia menikah dengan wanita pujaan hatinya Budiyati Nurahayu. Di sela kegiatannya itu Dewo pun kemudian mendirikan KOPI (Komunitas Pemotret Indramayu) di tanggal 25 Agustus 2006.
Mulai saat itu ia lebih konsen pada kegiatan berburu foto ke berbagai pelosok daerah di indramayu. Beberapa kali pula Dewo menyelenggaraan pameran foto-fotonya. Diantaranya:…Dalam perjuangannya menekuni dunia fotografer dengan bendera KOPI, dan kini Indramayu-Historia ia semangati kawan-kawan seperjuangannya untuk terus maju dan berprestasi. Usahanya dalam mensuport kawan-kwnya itu menghasilkan banyak kejuaran berkelas nasional dan internasional. Dengan kerja keras dan keteguahn hatinya dalam menghadapi tantangan, juga godaan itulah yang membuatnya kian mereguk banyak manfaat dan keberhasilan. Cita-citanya menelorkan buku yang berkaitan dengan karya-karyanya hingga kini akan semakin terbukti.Karena bukunya yang bertajuk “Indramayoe Tempo doloe” serta buku “Sudut & Kejuta” bakal lahir di tahun ini.
Di tahun 2007 Dewo pindah rumah dari Kelurahan Lemahabang menuju Desa Sindang ke Rumah kediamannya sendiri. Tepatnya pada malam 1 Romadhon 1428 H. Di rumah barunya ia mulai bertemu dengan Ray Bahtiar seorang fotografer di tahun 2006. Pada tahun 2009, bertemu dengan Deniek G Sukarya , fotografer nasional yang banyak member inspirasi. Lalu bertemu pula dengan Oscar Motuloh di tahun 2008. Mulai saat itu Dewo mulai menunjukan jati dirinya. Meskipun diakuinya banyak berteman dan mengenal fotografer kelas nasional dan dunia, ia tidak bermaksud mengekor atau menuru jalan hidup dan gaya mereka.
Nang Sadewo malah berusaha menunjukan ciri khasnya yang tersendiri. Ia pun hingga kini sibuk mengumpulkan foto-foto heritage. Buku “Album Indramayoe Tempo Doloe” dan “Sudut & Kejut” merupakan karyanya yang dirintis sejak tahun 2000 hingga tahun 2013. “Sesuatu yang asli itu indah, meskipun tampak tidak bagus” demikian Nang sadewo memiliki kredo dalam melakukan kinerkerjanya. (NS)
Post a Comment