Bayi Empat Bulan Terlahir Tanpa Anus Butuh Bantuan
Indramayu - Terlahir tanpa anus, putri kedua dari pasangan Tati (33) dan Kadi
(36), warga RT 27, RW 29, Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi,
Kabupaten Indramayu ini kerap menjerit kesakitan karena kesulitan buang
air besar. Empat bulan sejak dilahirkan, bayi itu belum mendapatkan
penanganan medis dan perawatan intensif lantaran terkendala biaya.
Cesika Mutiara, nama bayi berusia empat bulan itu. Ia menangis di
pangkuan ibunya, ketika sinar matahari menyengat di pesisir pantai utara
Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu akhir pekan
lalu. Sang ibu, mengipasi anaknya dengan kertas karton untuk mengusir
gerah.
Tati tahu betul derita anaknya yang terlahir tanpa anus itu. Jika
ingin buang air besar, Cesika harus mengeluarkannya lewat saluran air
kencing. “Kalau buang air besar, dia menangis terus. Mungkin karena
menahan sakit yang luar biasa. Saya tidak tahu harus bagaimana.
Paling-paling hanya mencoba menghiburnya dan menenangkannya,” ujar Tati.
Dia tak mengerti kenapa anaknya bisa terlahir tanpa memiliki anus.
Sebab, ketika hamil, ia tak merasakan gejala yang aneh dengan
kandungannya. Namun, saat melahirkan, ia mengakui, ari-ari sang bayi
menempel pada rahimnya sehingga dokter harus mengangkat rahimnya untuk
melancarkan proses persalinan.
Sejak dilahirkan, Cesika belum mendapatkan penanganan medis untuk
membuka saluran pembuangan air besar. Tati mengaku tak punya biaya untuk
operasi anaknya. Ia hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga, sementara
suaminya sudah sepuluh bulan bekerja di Taiwan sebagai nelayan. Untuk
biaya sehari-hari, Tati hanya mengandalkan tabungannya yang hanya cukup
untuk makan. “Sisanya, saya pinjam ke sana-kemari,” tuturnya.
Tati berharap agar anaknya mendapatkan bantuan dari Pemkab Indramayu
dan berbagai pihak untuk operasi anus. Selain tidak memiliki anus,
Cesika juga memiliki kelainan pada daun telinga kanannya yang tertutup.
Meski demikian, ia masih bisa mengenali dan merespons suara yang
didengarnya.
Mantan Camat Cantigi, Dodi Tisna yang baru saja dilantik menjadi
Camat Widasari mengungkapkan, pasangan Tati dan Kadi merupakan keluarga
prasejahtera di daerahnya. Mereka tercatat sebagai anggota Gakinda dan
Jamkesda, tetapi untuk mengoperasi anaknya dibutuhkan biaya yang besar.
“Kami sudah mengajukan bantuan untuk operasi kepada Pemkab Indramayu
karena bayi mereka sangat membutuhkan penanganan segera mumpung usianya
masih di bawah satu tahun. Sebab, kalau sudah berusia satu tahun, akan
sangat rentan kalau dioperasi,” tuturnya.
Mewakili Pemkab Indramayu, Kabag Humas dan Protokoler, Wawan Idris
mengaku akan segera mengupayakan operasi pembuatan anus untuk Cesika.
Menurut dia, Pemkab Indramayu akan memprioritaskan warga tidak mampu
yang butuh bantuan, terutama yang menyangkut kelangsungan hidupnya. (PRLM)
Post a Comment