Iwan Fals Ajak Warga Indramayu Pungut Sampah
Indramayu - Iwan Fals melantunkan tembang-tembangnya, menemani warga Indramayu menanti waktu berbuka puasa (ngabuburit), di Lapangan Sport Center, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Indramayu, Sabtu (27/7/2013).
Warga, terutama orang-orang muda, tampak antusias menjejali lapangan itu hingga penuh sesak. Bahkan, mereka tak peduli dengan genangan air setinggi mata kaki, akibat hujan dua hari sebelumnya di lapangan itu.
Iwan Fals tampil dengan gaya khasnya, mengenakan kaos, jins, dan ikat kepala. Lagu-lagu bertema sosial dan lingkungan seperti Doa, Tanam Siram, Coretan Dinding, Negara, Sugali, dan Hio, mampu menghibur para penggemarnya. Selintas, mereka tampak melupakan lapar dan dahaga.
Penampilan Iwan Fals dan band-nya yang energik, mampu membius penontonnya hingga ikutan berjingkrak-jingkrak.
Sesekali, Iwan Fals menjadi dirigen 'koor' di lapangan, untuk meneriakkan 'Indramayu' berulang-ulang.
Iwan Fals menyebutkan beberapa lagu berkaitan langsung dengan sejarah Indramayu. 'Sugali', ucap Iwan, mengenang Indramayu 10 tahun.
"Dulu, banyak 'jagoan' di sini', tapi saya dengar Indramayu sekarang berbeda. Banyak anak SD mulai belajar ngaji," tuturnya sebelum ia dan band-nya memainkan 'Sugali'.
'Coretan Dinding' pun punya pesan khusus. Iwan menyatakan banyak tanaman hijau di Indonesia, termasuk di Indramayu, lenyap berganti beton.
"Indramayu pun sudah mulai ditumbuhi beton. Agar tak tampak kaku, perlu ditambahi seni seperti mural," pesannya.
Sebelum menyanyi 'Tanam Siram', Iwan sempat meminta orang yang memadati Lapangan Sport Center Indramayu, untuk memungut sampah di bawah kaki masing-masing.
Ia menyarankan agar sampah-sampah dimasukkan ke dalam kantong plastik, dan dipindahkan dari kiri ke kanan.
"Biar saya bisa ceritakan tentang ini (pungut sampah) ke daerah lain," ujarnya.
Di ujung penampilannya menjelang magrib, Iwan Fals Sempat membacakan puisi berbahasa Indramayu, meski terdengar kental dialeg jawa. (Trbn/Foto: Imam Suboim)
Warga, terutama orang-orang muda, tampak antusias menjejali lapangan itu hingga penuh sesak. Bahkan, mereka tak peduli dengan genangan air setinggi mata kaki, akibat hujan dua hari sebelumnya di lapangan itu.
Iwan Fals tampil dengan gaya khasnya, mengenakan kaos, jins, dan ikat kepala. Lagu-lagu bertema sosial dan lingkungan seperti Doa, Tanam Siram, Coretan Dinding, Negara, Sugali, dan Hio, mampu menghibur para penggemarnya. Selintas, mereka tampak melupakan lapar dan dahaga.
Penampilan Iwan Fals dan band-nya yang energik, mampu membius penontonnya hingga ikutan berjingkrak-jingkrak.
Sesekali, Iwan Fals menjadi dirigen 'koor' di lapangan, untuk meneriakkan 'Indramayu' berulang-ulang.
Iwan Fals menyebutkan beberapa lagu berkaitan langsung dengan sejarah Indramayu. 'Sugali', ucap Iwan, mengenang Indramayu 10 tahun.
"Dulu, banyak 'jagoan' di sini', tapi saya dengar Indramayu sekarang berbeda. Banyak anak SD mulai belajar ngaji," tuturnya sebelum ia dan band-nya memainkan 'Sugali'.
'Coretan Dinding' pun punya pesan khusus. Iwan menyatakan banyak tanaman hijau di Indonesia, termasuk di Indramayu, lenyap berganti beton.
"Indramayu pun sudah mulai ditumbuhi beton. Agar tak tampak kaku, perlu ditambahi seni seperti mural," pesannya.
Sebelum menyanyi 'Tanam Siram', Iwan sempat meminta orang yang memadati Lapangan Sport Center Indramayu, untuk memungut sampah di bawah kaki masing-masing.
Ia menyarankan agar sampah-sampah dimasukkan ke dalam kantong plastik, dan dipindahkan dari kiri ke kanan.
"Biar saya bisa ceritakan tentang ini (pungut sampah) ke daerah lain," ujarnya.
Di ujung penampilannya menjelang magrib, Iwan Fals Sempat membacakan puisi berbahasa Indramayu, meski terdengar kental dialeg jawa. (Trbn/Foto: Imam Suboim)
Post a Comment