TKI Indramayu Minta KJRI Dubai Selamatkan 50 TKI
Jakarta - Rabu (10/4) Runengsih Binti Sukim, TKI asal Indramayu yang baru 2 bulan
bekerja di Dubai, dipulangkan oleh majikan ke agensi Al Nawi Manpower di
Khalifah Street di belakang Abu Dhabi Crown Bank, Uni Emirat Arab
(UEA).
Majikannya, Amna Obai Yousuf merasa iba kepada Runengsih karena selama 2 bulan bekerja terus menderita sakit.
Namun,
setelah di agensi, bukannya dipulangkan ke tanah air seperti permintaan
majikan, Runengsih pemilik paspor bernomor AS 332472 disekap selama 2
bulan dan menjadi korban kekerasan.
"Saya dipukul hingga berdarah
oleh 2 orang petugas agensi dan sempat pingsan 2 kali. Tolong petugas
KJRI Dubai selamatkan saya," ujar Runengsih dalam wawancara per telepon
dengan redaksi bnp2tki.go.id, di Jakarta, Rabu (10/4).
Menurut
Runengsih, ia diberangkatkan melalui PT Prima Sihfa Nusantara di Pasar
Rebo, Jakarta Timur. "Saya sempat 2 kali diperiksa kesehatan dan tidak
jelas hasilnya. PT Prima memberangkatkan saya ke Dubai," ujarnya.
Selama
bekerja pada keluarga Amna Obai Yousuf, ia mendapat perlakuan baik dan
gajinya lancar. Sayangnya, ia kelelahan bekerja dan hanya bisa tidur 1
jam. Wajar sakit. Karena itu, majikannya pun memulangkan ia ke agensi
dan berjanji akan membelikannya tiket pulang ke Indonesia.
Ia
menceritakan, agensi tidak mau memulangkan Runengsih dengan alasan
merugi karena telah memberangkatkannya. Karena itu, ia sudah dipindah 4
kali agensi dan kini mau dijual ke Oman.
Penderitaan yang dialami
Runengsih itu dikirim melalui layanan pesan singkat (SMS) kepada dosen
Universitas Negeri Tirtayasa Serang, Noryati Solapari. Noryati, mantan
TKI Arab Saudi ini memang sempat mengajar Runengsih pada materi
Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) di BP3TKI Serang. Sebagai
pengajar, ia memang memberikan nomor handphone untuk komunikasi sesama
TKI ketika mereka ditempatkan di luar negeri.
"Kami intens sms-an dengan Runengsih. Kondisinya labil dan sekujur luka membekas dari kaki hingga badannya," ujar Noryati.
Petugas
agensi sempat mengantarkan Runengsih ke rumah sakit terdekat untuk
mendapat perawatan."Saya ditunda berangkat ke Oman karena masih terlihat
lemah dan diminta minum obat dulu," katanya.
Ia dijemput agensi
di Dubai dan ditampung selama hampir 2 bulan. Di agensi ia tidak diberi
makan. Gajinya habis untuk biaya perawatan dan makan. Awalnya, agensi
mengatakan dia akan dipindah ke Saudi. Ketika Runengsih menolak
dipindahkan, ia pun dipukul. Kini, agensinya memaksanya mau dijual ke
Oman. Ia pun pasrah daripada kembali disiksa.
Runengsih sempat
menyampaikan keluhannya pertelepon kepada Edi, petugas PT Prima namun
Edi tidak percaya. "PT Prima tidak percaya jika saya sakit akibat
disiksa petugas agensi," paparnya.
Selain dia, di Agensi Al Nawi
ada 50 TKI dari PT Prima menunggu dijual ke Oman. Di antara mereka,
hanya Runengsih yang masih memiliki handphone sementara handphone TKI
lain sudah diambil paksa oleh petugas agensi.
Runengsih berharap
ada petugas KJRI Dubai yang menjemput dan menyelamatkan mereka dari
agensi Al Nawi. "Tolong bantu, pak," katanya terisak. (sumber)
Post a Comment