Petani Bakar Jerami Ganggu Jarak Pandang Pengendara
Indramayu - Kebiasaan petani di Jalur Pantura
Indramayu, Jawa Barat membakar jerami sehabis panen padi berdampak
kurang menguntungkan bagi pengguna jalan. Selain itu kebiasan tersebut
juga bisa menganggu lingkungan.Setiap pembakaran jerami selain
menghasilkan abu juga asap.
Tebalnya asap yang menyembul ke angkasa dari pembakaran jerami yang dilakukan petani di sawah mengganggu jarak pandang pengendara di Jalur Pantura Indramayu.
Tebalnya asap yang menyembul ke angkasa dari pembakaran jerami yang dilakukan petani di sawah mengganggu jarak pandang pengendara di Jalur Pantura Indramayu.
Kebiasaan
petani Indramayu memusnahkan jerami kata Karman, 49 petani, maksudnya
selain untuk membasmi serangga dan penyakit yang masih menempel pada
jerami atau batang padi agar tak menular pada tanaman padi musim tanam
gadu juga arangnya baik untuk tanaman padi.
Niat
petani ternyata tidak selamanya menguntungkan orang lain. Apalagi
membakar jerami dilakukan malam hari dalam waktu bersamaan. Dampaknya
membuat sorot mata para pengendara saat mengendarai kendaraan di Jalur
Pantura Indramayu jadi terganggu.
Jarak
pandang menjadi berkurang. Pada kondisi malam hari mengendarai
kendaraan hal itu membahayakan keselamatan para pengguna jalan.
Pemandangan depan kemudi menjadi terhalang tebalnya kabut asap.
Kabut
asap yang dinilai cukup mengganggu pemandangan terjadi di Jalur Pantura
Kecamatan Lohbener, Indramayu. Usai maghrib kabut asap sisa pembakaran
nampak tebal dan cukup mengganggu jarak pandang pengendara.
“Kabut
asapnya cukup mengganggu jarak pandang Saya saat mengendarai mobil,”
komentar seorang pengendara Honda Jazz yang sedang menempuh perjalanan
dari Cirebon menuju Jakarta. (sumber)
Post a Comment