Perajin Sirip Ikan Hiu Indramayu Sulit Penuhi Ekspor
Indramayu - Sejumlah perajin pengolahan sirip ikan hiu di kawasan pantai utara Kabupaten Indramayu kesulitan memenuhi permintaan ekspor akibat terbatasnya bahan baku yang dipasok oleh nelayan setempat.
Seorang perajin pengolahan sirip hiu di Paoman, Kabupaten Indramayu, Nuryanto, di Indramayu, Jumat, mengakui bahwa produksinya terbatas sehingga sulit memenuhi seluruh pesanan sirip ikan hiu. Produksi sirip ikan hiu, katanya, tergantung hasil tangkapan nelayan pantura Indramayu. Saat ini, cuaca yang tidak menentu menghambat pendaratan hasil tangkapan nelayan.
Akibatnya, bahan baku untuk produk mereka sulit diandalkan, sementara permintaan cukup tinggi. Ia menjelaskan berkurangnya tangkapan nelayan Indramayu mengakibatkan produksi sirip ikan hiu menurun. Akan tetapi, katanya, saat tangkapan nelayan melimpah, kebutuhan ekspor terpenuhi oleh perajin setempat.
“Harga sirip ikan hiu semakin melambung, kini dijual kisaran Rp 370.000 per kilogram, sebelumnya dijual Rp 250.000 per kilogram, bahan baku semakin sulit harga akan terus meroket,” katanya.
Seorang perajin lainnya, Sajiman, mengaku pesanan ekspor sirip ikan hiu antara lain Jepang dan Korea. Permintaan, katanya, mengalami peningkatan, akan tetapi dirinya sulit memenuhinya karena terbatasnya bahan baku. Perajin hingga saat ini masih mengandalkan hasil tangkapan nelayan Indramayu. Ia mengatakan sejak beberapa waktu terakhir angin kencang disertai gelombang tinggi melanda perairan utara Jawa sehingga menghambat nelayan untuk melaut.
Manager Tempat Pelelangan Ikan Glayem Kabupaten Indramayu Dedy Aryanto mengatakan hasil tangkapan nelayan pantura setempat sulit diandalkan karena kondisinya berupa angin kencang disertai gelombang tinggi.
“Nelayan tidak berangkat melaut,” katanya.
Ia mengatakan produksi ikan di Indramayu masih dipengaruhi cuaca sehingga sulit diprediksi. Akibatnya, katanya, sejumlah perajin yang menggunakan bahan baku hasil tangkapan nelayan, sering terhambat produksinya. (sumber)
Post a Comment