Event Musik Underground Luput Dari Perhatian Media
Indramayu - Pentas musik hingar bingar agaknya selalu luput dari perhatian awak media. Padahal dalam tiap pentas musik metal misalnya, kapan dan di manapun tempatnya selalu diserbu para metalheads. “Media ogah menulis berita seperti ini. Padahal mereka adalah bagian dari masyarakat, anak-anak kita juga”, kata Dian B. (49), musisi Indramayu yang kini bermukim di Semarang. “Dikhawatirkan kehidupan dan kegiatan anak-anak metal/underground/punk dianggap sebagai sekumpulan orang-orang aneh”, tambahnya.
Dikatakan Dian, media cetak dituduh kurang berpihak terhadap penulisan berita tentang pentas musik jenis ini. “Mana, katanya beritanya berimbang. Apakah dalam pentas underground harus ada korban dulu baru dimuat”, katanya. Dengan nada menggugat ia menggaris-bawahi bahwa biarpun penonton (anak-anak metal) kelihatan sangar, tapi tak pernah makan korban. Ia mencontohkan di Indramayu yang kerap menggelar pentas musik cadas namun tetap aman.
Pentas musik underground dan semacamnya, diprediksi masih marak diselenggarakan di Indramayu sampai pertengahan 2013 nanti. Tercatat ajang bertajuk “Mencoba Bersatu #5” digelar pada Juni 2013. Padahal gelaran “Mencoba Bersatu #4” baru klaar dilaksanakan 13 Januari 2013 di gedung Dewan Kesenian Indramayu (DKI). Selain itu, “Indramayu Metal Fest #1” sudah mengambil ancang-ancang yang bakal diserbu penonton pada 24 Maret 2013 mendatang. Yang menarik, dalam waktu dekat band metal core ternama Indonesia Burgerkill tampil di Kedokan Bunder, Sabtu (26/1). Ebenz cs. tampil bareng Pas Band yang disponsori perusahaan rokok. Burgerkill, band asal Bandung ini pernah menyabet predikat Best Metal Production pada AMI Awards 2004 lewat album “Berkarat”.
Dari sisi penyelenggaraan, panitia seperti kecanduan untuk terus menggelar even secara ber-seri. Adalah Indramayu Black Metal Division (IBMD) yang sukses menyelenggarakan “Indramayu Black Fest Chapter 1 dan Chapter 2”. Bahkan kemungkinan sekelompok anak muda berbendera Eretan Underground Community bakal mengulang kesuksesan penyelenggaraan “Bergerak Serentak MMXIII” di tahun ini. Even-even ini biasanya tetap mendatangkan band-band luar kota beraliran death metal, hard core, black metal, gothic hingga punk.
“Kalau saja di Indramayu ada media khusus musik, tentu mesti ada wartawan musik agar bukan hanya menulis, tapi mengapresiasi”, terang Dian. “Frekuensi kegiatan mereka padat, jumlah komunitaspun banyak. Kira-kira lumayan lah guna mendulang suara pada pesta demokrasi”, katanya. (Jeffry)
Dikatakan Dian, media cetak dituduh kurang berpihak terhadap penulisan berita tentang pentas musik jenis ini. “Mana, katanya beritanya berimbang. Apakah dalam pentas underground harus ada korban dulu baru dimuat”, katanya. Dengan nada menggugat ia menggaris-bawahi bahwa biarpun penonton (anak-anak metal) kelihatan sangar, tapi tak pernah makan korban. Ia mencontohkan di Indramayu yang kerap menggelar pentas musik cadas namun tetap aman.
Pentas musik underground dan semacamnya, diprediksi masih marak diselenggarakan di Indramayu sampai pertengahan 2013 nanti. Tercatat ajang bertajuk “Mencoba Bersatu #5” digelar pada Juni 2013. Padahal gelaran “Mencoba Bersatu #4” baru klaar dilaksanakan 13 Januari 2013 di gedung Dewan Kesenian Indramayu (DKI). Selain itu, “Indramayu Metal Fest #1” sudah mengambil ancang-ancang yang bakal diserbu penonton pada 24 Maret 2013 mendatang. Yang menarik, dalam waktu dekat band metal core ternama Indonesia Burgerkill tampil di Kedokan Bunder, Sabtu (26/1). Ebenz cs. tampil bareng Pas Band yang disponsori perusahaan rokok. Burgerkill, band asal Bandung ini pernah menyabet predikat Best Metal Production pada AMI Awards 2004 lewat album “Berkarat”.
Dari sisi penyelenggaraan, panitia seperti kecanduan untuk terus menggelar even secara ber-seri. Adalah Indramayu Black Metal Division (IBMD) yang sukses menyelenggarakan “Indramayu Black Fest Chapter 1 dan Chapter 2”. Bahkan kemungkinan sekelompok anak muda berbendera Eretan Underground Community bakal mengulang kesuksesan penyelenggaraan “Bergerak Serentak MMXIII” di tahun ini. Even-even ini biasanya tetap mendatangkan band-band luar kota beraliran death metal, hard core, black metal, gothic hingga punk.
“Kalau saja di Indramayu ada media khusus musik, tentu mesti ada wartawan musik agar bukan hanya menulis, tapi mengapresiasi”, terang Dian. “Frekuensi kegiatan mereka padat, jumlah komunitaspun banyak. Kira-kira lumayan lah guna mendulang suara pada pesta demokrasi”, katanya. (Jeffry)
Post a Comment