Produksi Padi Indramayu Tembus 1,5 juta Ton
Indramayu - Produksi padi kabupaten Indramayu pada tahun ini mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Pencapaian produksi melebihi target yang telah
dicanangkan pada awal tahun.
Kabid tanaman pangan dinas pertanian dan peternakan kabupaten Indramayu, Solachudin mengatakan dari target produksi sebesar 1.448.937 ton, kini telah mencapai 1.509.136 ton. Tingginya produksi padi di kabupaten Indramayu tidak terlepas dari pola tanam dan pemupukan yang baik oleh petani.
"Pola tanam yang dilakukan petani juga sangat membantu peningkatakn produksi padi pada tahun ini. Meski banyak ancaman baik hama maupun kekeringan, namun produksi tidak terganggu," katanya di Indramayu, Rabu (24/10/2012).
Solachudin mengatakan, dari jumlah peningkatan produksi, diprediksi akan terus bertambah karena sejumlah sentra-sentra pertanian masih melakukan panen. Saat ini produksi mencapai 104,15 persen. Namun, kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. "Kita optimis, produksi akan terus mengalami kenaikan dalam satu bulan mendatang," katanya.
Sejumlah daerah yang masih memiliki potensi untuk meningkatkan produksi padi di antaranya di Kecamatan Bongas, Haurgeulis, Anjatan dan Gantar. Daerah-daerah tersebut, cukup produktif dan menjadi daerah lumbung padi.
Pada musim tanam 2011/2012, realisasi tanam yakni 122.591 hektare yang tersebar di 31 Kecamatan. Luas tanam yang cukup tinggi terdapat di Kecamatan Kroya dengan luas 10.137 hektare, kecamatan gantar dengan luas 8.974 hektare dan kecamatan Cikedung dengan luas 7.680 hektare.
Solachudin menambahkan, petani di daerah tadah hujan juga diharapkan tidak memaksakan diri untuk melakukan penanaman padi saat musim kemarau. Hal itu dilakukan agar potensi kerugian akibat kekeringan dapat diminimalisasi.
Sementara itu, wakil ketua kontak tani nelayan andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang menjelaskan, capaian produksi yang di atas target, mengindikasikan kabupaten Indramayu tetap menjadi daerah lumbung padi nasional.
"Produksi pada tahun ini cukup baik. Petani juga banyak mengalami keuntungan, karena selain produktifitas yang meningkat, secara kualitas juga cukup baik," katanya.
Sutatang juga berharap, petani akan mendapatkan keuntungan dari produksi padi yang cukup berlimpah. Apalagi, produksi pada tahun ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) juga diyakini mampu memberikan keuntungan bagi petani.
Saat ini HPP yang digunakan merujuk Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.
Dalam inpres itu disebutkan bahwa HPP gabah kering panen (GKP) Rp3.300 per kg di petani atau Rp3.350 per kg di penggilingan. HPP gabah kering giling (GKG) Rp4.150 per kg di penggilingan atau Rp4.200 per kg di Gudang Perum Bulog.
Sementara HPP beras Rp6.600 per kg di Gudang Perum Bulog. HPP ini selisihnya tidak terlampau jauh dengan harga yang berlaku di pasar umum. Dengan kata lain, HPP masih bisa bersaing di pasaran untuk pengadaan beras Bulog. (Sindo)
Kabid tanaman pangan dinas pertanian dan peternakan kabupaten Indramayu, Solachudin mengatakan dari target produksi sebesar 1.448.937 ton, kini telah mencapai 1.509.136 ton. Tingginya produksi padi di kabupaten Indramayu tidak terlepas dari pola tanam dan pemupukan yang baik oleh petani.
"Pola tanam yang dilakukan petani juga sangat membantu peningkatakn produksi padi pada tahun ini. Meski banyak ancaman baik hama maupun kekeringan, namun produksi tidak terganggu," katanya di Indramayu, Rabu (24/10/2012).
Solachudin mengatakan, dari jumlah peningkatan produksi, diprediksi akan terus bertambah karena sejumlah sentra-sentra pertanian masih melakukan panen. Saat ini produksi mencapai 104,15 persen. Namun, kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. "Kita optimis, produksi akan terus mengalami kenaikan dalam satu bulan mendatang," katanya.
Sejumlah daerah yang masih memiliki potensi untuk meningkatkan produksi padi di antaranya di Kecamatan Bongas, Haurgeulis, Anjatan dan Gantar. Daerah-daerah tersebut, cukup produktif dan menjadi daerah lumbung padi.
Pada musim tanam 2011/2012, realisasi tanam yakni 122.591 hektare yang tersebar di 31 Kecamatan. Luas tanam yang cukup tinggi terdapat di Kecamatan Kroya dengan luas 10.137 hektare, kecamatan gantar dengan luas 8.974 hektare dan kecamatan Cikedung dengan luas 7.680 hektare.
Solachudin menambahkan, petani di daerah tadah hujan juga diharapkan tidak memaksakan diri untuk melakukan penanaman padi saat musim kemarau. Hal itu dilakukan agar potensi kerugian akibat kekeringan dapat diminimalisasi.
Sementara itu, wakil ketua kontak tani nelayan andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang menjelaskan, capaian produksi yang di atas target, mengindikasikan kabupaten Indramayu tetap menjadi daerah lumbung padi nasional.
"Produksi pada tahun ini cukup baik. Petani juga banyak mengalami keuntungan, karena selain produktifitas yang meningkat, secara kualitas juga cukup baik," katanya.
Sutatang juga berharap, petani akan mendapatkan keuntungan dari produksi padi yang cukup berlimpah. Apalagi, produksi pada tahun ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) juga diyakini mampu memberikan keuntungan bagi petani.
Saat ini HPP yang digunakan merujuk Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.
Dalam inpres itu disebutkan bahwa HPP gabah kering panen (GKP) Rp3.300 per kg di petani atau Rp3.350 per kg di penggilingan. HPP gabah kering giling (GKG) Rp4.150 per kg di penggilingan atau Rp4.200 per kg di Gudang Perum Bulog.
Sementara HPP beras Rp6.600 per kg di Gudang Perum Bulog. HPP ini selisihnya tidak terlampau jauh dengan harga yang berlaku di pasar umum. Dengan kata lain, HPP masih bisa bersaing di pasaran untuk pengadaan beras Bulog. (Sindo)
Post a Comment