Pihak Pertamina Bantah Cemari Pulau Biawak
Indramayu - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ) membantah telah melakukan pencemaran di Pulau Biawak. Hal tersebut ditegaskan oleh Communication & Eksternal Affairs Manager Pertamina ONWJ, Haposan Panggabean. Dikatakannya, aktivitas migas yang dilakukan PHE ONWJ di perairan Indramayu dan sekitarnya tidak mengalami kendala dan hambatan. Sejauh ini pipa-pipa yang dimiliki serta proses pengeboran minyak bawah laut yang dilakukan juga tidak mengalami kebocoran.
"Proses pengeboran yang kami lakukan sejauh ini tidak ada masalah, terutama di laut Jawa. Jadi pencemaran di pulau Biawak tidak terkait dengan kami," kata Haposan.
Haposan juga menambahkan, dalam kegiatan pengeboran, Pertamina ONWJ selalu menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk menangani tumpahan minyak. Sehingga ketika terjadi kebocoran pihaknya bisa mengamankannya. Apalagi didukung dengan peralatan pengeboran yang cukup representatif untuk menangani kebocoran-kebocoran yang terjadi.
Ditempat terpisah, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Joko Hartawan mengaku kesulitan untuk menemukan sumber atau titik tumpahan ceceran minyak mentah yang tercecer di Pulau Biawak. "Kami kesulitan untuk menemukan dari mana asal ceceran minyak mentah di Pulau Biawak. Selain harus melalui uji laboratorium, kadar minyak mentah juga terkadang berbeda saat berada di laut dengan minyak mentah yang ditemukan di daratan," ujarnya.
Joko mengakui, pengujian sampel minyak mentah yang dilakukan di KLH, masih terkendala alat yang dimiliki. Sehingga sample terpaksa harus dikirim ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk diteliti. Joko juga berharap partisipasi dan dukungan dari industri migas untuk melakukan pembersihan ceceran minyak mentah di Pulau Biawak. (Radar)
"Proses pengeboran yang kami lakukan sejauh ini tidak ada masalah, terutama di laut Jawa. Jadi pencemaran di pulau Biawak tidak terkait dengan kami," kata Haposan.
Haposan juga menambahkan, dalam kegiatan pengeboran, Pertamina ONWJ selalu menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk menangani tumpahan minyak. Sehingga ketika terjadi kebocoran pihaknya bisa mengamankannya. Apalagi didukung dengan peralatan pengeboran yang cukup representatif untuk menangani kebocoran-kebocoran yang terjadi.
Ditempat terpisah, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Joko Hartawan mengaku kesulitan untuk menemukan sumber atau titik tumpahan ceceran minyak mentah yang tercecer di Pulau Biawak. "Kami kesulitan untuk menemukan dari mana asal ceceran minyak mentah di Pulau Biawak. Selain harus melalui uji laboratorium, kadar minyak mentah juga terkadang berbeda saat berada di laut dengan minyak mentah yang ditemukan di daratan," ujarnya.
Joko mengakui, pengujian sampel minyak mentah yang dilakukan di KLH, masih terkendala alat yang dimiliki. Sehingga sample terpaksa harus dikirim ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk diteliti. Joko juga berharap partisipasi dan dukungan dari industri migas untuk melakukan pembersihan ceceran minyak mentah di Pulau Biawak. (Radar)
Post a Comment