Keluhkan Buruknya Pelayanan Publik, Warga Datangi Bupati
Indramayu - Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Kabupaten Indramayu diwarnai aksi
unjuk rasa oleh massa dari berbagai elemen masyarakat, Senin (1/10).
Dalam aksinya, massa memprotes buruknya pelayanan publik di bebagai bidang yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat miskin.
Massa yang berjumlah ratusan orang dan tergabung dalam Dukungan Oposisi Bela Rakyat (Dobrak) itu mendatangi sejumlah tempat, yakni Pendopo Bupati Indramayu, sejumlah kantor dinas, maupun gedung dewan.
Massa datang ke tempat tersebut dengan menaiki empat mobil Elf dan puluhan sepeda motor, serta membawa berbagai spanduk yang bernada protes kepada pemerintah.
Saat mendatangi Pendopo Bupati Indramayu, mereka gagal menemui Bupati Indramayu, Anna Sophanah. Kedatangan mereka hanya ditemui Sekda Indramayu, Ahmad Bahtiar, Kepala Dinas Pendidikan Indramayu, Odang Kusmayadi, serta sejumlah kepala dinas terkait lainnya.
Pada kesempatan tersebut, sejumlah perwakilan massa yang masih kanak-kanak memberikan sebuah buku tentang pedoman pelaksanaan jaminan kesehatan dan panduan dana BOS, serta kembang tujuh rupa kepada Kadisdik.
Kordinator Aksi, Supriyanto, mengatakan saat ini, pelayanan publik di Kabupaten Indramayu telah jauh dari keberpihakan kepada masyarakat miskin. Seperti misalnya alam bidang pendidikan, slogan pendidikan gratis yang selama ini didengungkan ternyata tidak terealisasi di lapangan.
Menurut Supriyanto, orang tua siswa tetap dipungut biaya dengan berbagai alasan. Di antaranya memaksa siswa ikut piknik, pembayaran LKS, pengajian harian, pengayaan, uangan bangunan, bahkan pengambilan rapor dan ijazah tetap dikenakan biaya. “Kalau orang tua tidak bayar, maka siswa tidak boleh ikut ujian,” tutur Supriyanto.(Republika)
Dalam aksinya, massa memprotes buruknya pelayanan publik di bebagai bidang yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat miskin.
Massa yang berjumlah ratusan orang dan tergabung dalam Dukungan Oposisi Bela Rakyat (Dobrak) itu mendatangi sejumlah tempat, yakni Pendopo Bupati Indramayu, sejumlah kantor dinas, maupun gedung dewan.
Massa datang ke tempat tersebut dengan menaiki empat mobil Elf dan puluhan sepeda motor, serta membawa berbagai spanduk yang bernada protes kepada pemerintah.
Saat mendatangi Pendopo Bupati Indramayu, mereka gagal menemui Bupati Indramayu, Anna Sophanah. Kedatangan mereka hanya ditemui Sekda Indramayu, Ahmad Bahtiar, Kepala Dinas Pendidikan Indramayu, Odang Kusmayadi, serta sejumlah kepala dinas terkait lainnya.
Pada kesempatan tersebut, sejumlah perwakilan massa yang masih kanak-kanak memberikan sebuah buku tentang pedoman pelaksanaan jaminan kesehatan dan panduan dana BOS, serta kembang tujuh rupa kepada Kadisdik.
Kordinator Aksi, Supriyanto, mengatakan saat ini, pelayanan publik di Kabupaten Indramayu telah jauh dari keberpihakan kepada masyarakat miskin. Seperti misalnya alam bidang pendidikan, slogan pendidikan gratis yang selama ini didengungkan ternyata tidak terealisasi di lapangan.
Menurut Supriyanto, orang tua siswa tetap dipungut biaya dengan berbagai alasan. Di antaranya memaksa siswa ikut piknik, pembayaran LKS, pengajian harian, pengayaan, uangan bangunan, bahkan pengambilan rapor dan ijazah tetap dikenakan biaya. “Kalau orang tua tidak bayar, maka siswa tidak boleh ikut ujian,” tutur Supriyanto.(Republika)
Post a Comment