Dibanjiri Garam Impor, Petani Garam Lokal Merugi
Indramayu - Kesejahteraan para petani kecil di Indonesia masih belum
bisa dijamin pemerintah.Berbagai persoalan selalu dihadapi para petani
untuk bisa mencapai taraf sejahtera.
Persoalan harga jual hasil penen selalu menjadi bahan keluhan banyak petani lokal. Seperti yang terjadi pada petani garam di Kabupaten Indramayu. Ratusan petani garam lokal di sana terpaksa menanggung rugi akibat harga garam anjlok. Disaat musim panen raya, harga garam di Kabupaten Indramayu turun dari harga eceran tertinggai (HET) kualitas (KW) 1 Rp750/kg menjadi Rp500/kg. Penurunan harga garam mencapai Rp250/kg tiap kualitas garam yang dihasilkan.
Wakil Ketua Koperasi Garam Santingsari Mandiri Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu Ali Mustadi mengatakan, anjloknya harga garam pada saat panen raya ini diakibatkan produksi garam yang cukup melimpah. Selain itu, ulah tengkulak yang mematok harga yang cukup rendah di pasaran juga menjadi salah satu faktor.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu Abdur Rosyid Hakim mengatakan, pihaknya tidak dapat membatasi pergerakan importir garam di daerah. Sebab, importir garam diberikan keleluasaan oleh pemerintah pusat untuk menjual garam ke pasar bebas.
“Pemkab hanya mampu memproteksi keberlangsungan usaha garam dengan penguatan modal usaha baik dari APBN maupun APBD kepada petani di daerah,” tandas dia. (Sindo)
Persoalan harga jual hasil penen selalu menjadi bahan keluhan banyak petani lokal. Seperti yang terjadi pada petani garam di Kabupaten Indramayu. Ratusan petani garam lokal di sana terpaksa menanggung rugi akibat harga garam anjlok. Disaat musim panen raya, harga garam di Kabupaten Indramayu turun dari harga eceran tertinggai (HET) kualitas (KW) 1 Rp750/kg menjadi Rp500/kg. Penurunan harga garam mencapai Rp250/kg tiap kualitas garam yang dihasilkan.
Wakil Ketua Koperasi Garam Santingsari Mandiri Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu Ali Mustadi mengatakan, anjloknya harga garam pada saat panen raya ini diakibatkan produksi garam yang cukup melimpah. Selain itu, ulah tengkulak yang mematok harga yang cukup rendah di pasaran juga menjadi salah satu faktor.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu Abdur Rosyid Hakim mengatakan, pihaknya tidak dapat membatasi pergerakan importir garam di daerah. Sebab, importir garam diberikan keleluasaan oleh pemerintah pusat untuk menjual garam ke pasar bebas.
“Pemkab hanya mampu memproteksi keberlangsungan usaha garam dengan penguatan modal usaha baik dari APBN maupun APBD kepada petani di daerah,” tandas dia. (Sindo)
Post a Comment