Rencana Kenaikan BBM Resahkan Ribuan Nelayan Indramayu
Indramayu - Ribuan nelayan di wilayah pantai utara Indramayu resah menyusul rencana kenaikan BBM oleh pemerintah April mendatang. Sejumlah nelayan menuding kebijakan pemerintah ini makin mencekik leher masyarakat miskin.
”Dengan kondisi BBM belum naik saja, sekarang hidup pas-pasan terlebih bila BBM naik lonjakan kebutuhan hidup dipastikan makin mencekik rakyat kecil,” tutur Jumadi (46) nelayan Karang Song Indramayu.
Bila kebijakan pemerintah terkait rencana kenaikan BBM jenis solar yang diperkirakan naik 5 -10 persen oni maka dapat dipastikan penghasilan nelayan makin kecii. ”Dengan harga solar yang sekarang saja kita mengeluhkan penghasilan karena mahalnya BBM terlebih kalau solar benar-benar naik,” tandas dia.
Para nelayan mengaku setiap melaut untuk jenis kapal dibawah 30 GT membutuhkan sedikitnya 100 liter solar. Bila diperhitungkan dengan biaya perbekalan melaut dengan hasil tangkapan terkadang nyaris impas.” Kalau lagi musim paceklik ikan, untuk menutup biaya operasional saja sudah untung,” tutur Wangsa (42) nelayan di muara Glayem Juntinyuat.
Sejak munculnya rencana kenaikan BBM oleh pemerintah April mendatang memicu ancaman kelangkaan BBM di masyarakat. ”Saya tidak tahu alasannya apa namun ketersediaan BBM justru sedikit tersendat, akibat adanya isu kenaikan,” tutur tutur sejumlah nelayan.
Bagi sebagian nelayan di Indramayu langkah pemerintah untuk menaikan BBM dinilai akan memperburuk kondisi rakyat yang kini makin terasa makin sulit. ”Dapat dibayangkan rakyat sudah sengsara akan makin sengsara dengan kebijakan ini,” Sunedi tokoh nelayan setempat.
Dampak rencana kenaikan BBM oleh pemerintah ini ternyata berimbas pada naiknya perbekalan para nelayan. Biaya perbekalan bukan hanya BBM namun juga semua kebutuhan pokok nelayan selama melaut.
”Kalau perbekalannya naik, maka penghasilan nelayan juga akan berkurang. Karena hasil tangkapan akan dipotong terlebih dahulu biaya operasional berupa BBM dan perbekalan baru dibagi antara juragan kapal dengann ABK,” tutur dia.
Sejumlah nelayan Indramayu kini tampak terlihat “bingung” dengan persoalan yang akan dihadapi mereka setelah pemerintah merealisasikan rencana kenaikan BBM.” Saya terus terang bingung apa yang bisa diperbuat setelah kita berhadapan dengan kenaikan BBM nanti, yang jelas nelayan di sini sangat keberatan dengan kenaikan BBM,” tandas Sunedi. (sumber)
”Dengan kondisi BBM belum naik saja, sekarang hidup pas-pasan terlebih bila BBM naik lonjakan kebutuhan hidup dipastikan makin mencekik rakyat kecil,” tutur Jumadi (46) nelayan Karang Song Indramayu.
Bila kebijakan pemerintah terkait rencana kenaikan BBM jenis solar yang diperkirakan naik 5 -10 persen oni maka dapat dipastikan penghasilan nelayan makin kecii. ”Dengan harga solar yang sekarang saja kita mengeluhkan penghasilan karena mahalnya BBM terlebih kalau solar benar-benar naik,” tandas dia.
Para nelayan mengaku setiap melaut untuk jenis kapal dibawah 30 GT membutuhkan sedikitnya 100 liter solar. Bila diperhitungkan dengan biaya perbekalan melaut dengan hasil tangkapan terkadang nyaris impas.” Kalau lagi musim paceklik ikan, untuk menutup biaya operasional saja sudah untung,” tutur Wangsa (42) nelayan di muara Glayem Juntinyuat.
Sejak munculnya rencana kenaikan BBM oleh pemerintah April mendatang memicu ancaman kelangkaan BBM di masyarakat. ”Saya tidak tahu alasannya apa namun ketersediaan BBM justru sedikit tersendat, akibat adanya isu kenaikan,” tutur tutur sejumlah nelayan.
Bagi sebagian nelayan di Indramayu langkah pemerintah untuk menaikan BBM dinilai akan memperburuk kondisi rakyat yang kini makin terasa makin sulit. ”Dapat dibayangkan rakyat sudah sengsara akan makin sengsara dengan kebijakan ini,” Sunedi tokoh nelayan setempat.
Dampak rencana kenaikan BBM oleh pemerintah ini ternyata berimbas pada naiknya perbekalan para nelayan. Biaya perbekalan bukan hanya BBM namun juga semua kebutuhan pokok nelayan selama melaut.
”Kalau perbekalannya naik, maka penghasilan nelayan juga akan berkurang. Karena hasil tangkapan akan dipotong terlebih dahulu biaya operasional berupa BBM dan perbekalan baru dibagi antara juragan kapal dengann ABK,” tutur dia.
Sejumlah nelayan Indramayu kini tampak terlihat “bingung” dengan persoalan yang akan dihadapi mereka setelah pemerintah merealisasikan rencana kenaikan BBM.” Saya terus terang bingung apa yang bisa diperbuat setelah kita berhadapan dengan kenaikan BBM nanti, yang jelas nelayan di sini sangat keberatan dengan kenaikan BBM,” tandas Sunedi. (sumber)
Post a Comment