Hama Tikus Rusak Lahan Pertanian di Indramayu
Indramayu - Ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Kandanghaur; Gabuswetan; dan Bongas rusak akibat serangan hama tikus dan penggerak batang padi.
Karda, 39, petani asal Desa Bongas, Kecamatan Bongas, mengatakan, hama tikus dan penggerak menyerang lahan pertanian yang kondisinya sudah tua. Serangan hama tersebut, kata dia, sudah berlangsung sejak sepekan terakhir. Dia menyebutkan, serangan hama dikhawatirkan dapat berpengaruh pada hasil panen musim tanam (MT) rendeng yang kini telah memasuki masa matang dan akan memasuki masa panen raya pada April mendatang.
“Tikus menyerang sebagian hamparan sawah yang sudah tua,kondisi ini dipastikan bisa mengurangi hasil panen,”kata dia. Sementara itu,Jaelani Mukrim, 41, tokoh petani di Kecamatan Kandanghaur,mengatakan, serangan hama tikus terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Kandanghaur dan Gabuswetan. Dia menyebutkan, ketiga wilayah ini merupakan daerah yang diandalkan dalam mendongkrak produksi padi di Kabupaten Indramayu. Sebagai kawasan golongan I dengan irigasi teknis,kawasan ini tidak pernah bermasalah dengan persoalan air. “Namun, berlangsungnya proses tanam secara berkelanjutan cukup terganggu dengan serangan hama tikus,”ujar dia.
Dia menjelaskan, selain hama tikus,penggerek batang padi juga menjadi risiko besar bagi petani.Hal itu bisa mengakibatkan bulir padi menjadi hampa.“Akibat hama penggerek batang,batang padi bisa rusak karena digerogoti ulat,” ungkap dia. Petani berusaha melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama tikus di areal pertanian masing-masing. “Upaya Gropyok tikus juga telah dilakukan agar hama tikus tidak meluas dan merusak tanaman padi,”ujarnya.
Sementara itu,Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sofyan Hidayat mengungkapkan, sejumlah petani juga telah melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida untuk menekan serangan hama penggerak batang. “Berbeda dengan ulat daun, untuk ulat batang memang diperlukan dosis serta formula pestisida yang sesuai dengan karakter hama.Hal ini penting agar tidak terjadi resistensi hama akibat salah dosis pestisida,” ujar dia. Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Indramayu Takmid Sarbini mengatakan, indikasi adanya serangan hama di sejumlah areal sawah di wilayah Kabupaten Indramayu sudah mulai terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Dari luas areal pertanian di Kabupaten Indramayu pada musim tanam rendeng mencapai 118.000 hektare. Pada musim tanam lalu, hama wereng dan tikus menjadi musuh utama bagi keberhasilan panen para petani.Meski begitu, serangan hama masih dalam kategori rendah dengan luasan mencapai 5.000 hektare dengan kondisi kerusakan sedang dan berat. “Mudah-mudahan tahun ini serangan hama tidak mengurangi hasil produksi padi,”tandas dia. (sumber)
Karda, 39, petani asal Desa Bongas, Kecamatan Bongas, mengatakan, hama tikus dan penggerak menyerang lahan pertanian yang kondisinya sudah tua. Serangan hama tersebut, kata dia, sudah berlangsung sejak sepekan terakhir. Dia menyebutkan, serangan hama dikhawatirkan dapat berpengaruh pada hasil panen musim tanam (MT) rendeng yang kini telah memasuki masa matang dan akan memasuki masa panen raya pada April mendatang.
“Tikus menyerang sebagian hamparan sawah yang sudah tua,kondisi ini dipastikan bisa mengurangi hasil panen,”kata dia. Sementara itu,Jaelani Mukrim, 41, tokoh petani di Kecamatan Kandanghaur,mengatakan, serangan hama tikus terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Kandanghaur dan Gabuswetan. Dia menyebutkan, ketiga wilayah ini merupakan daerah yang diandalkan dalam mendongkrak produksi padi di Kabupaten Indramayu. Sebagai kawasan golongan I dengan irigasi teknis,kawasan ini tidak pernah bermasalah dengan persoalan air. “Namun, berlangsungnya proses tanam secara berkelanjutan cukup terganggu dengan serangan hama tikus,”ujar dia.
Dia menjelaskan, selain hama tikus,penggerek batang padi juga menjadi risiko besar bagi petani.Hal itu bisa mengakibatkan bulir padi menjadi hampa.“Akibat hama penggerek batang,batang padi bisa rusak karena digerogoti ulat,” ungkap dia. Petani berusaha melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama tikus di areal pertanian masing-masing. “Upaya Gropyok tikus juga telah dilakukan agar hama tikus tidak meluas dan merusak tanaman padi,”ujarnya.
Sementara itu,Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sofyan Hidayat mengungkapkan, sejumlah petani juga telah melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida untuk menekan serangan hama penggerak batang. “Berbeda dengan ulat daun, untuk ulat batang memang diperlukan dosis serta formula pestisida yang sesuai dengan karakter hama.Hal ini penting agar tidak terjadi resistensi hama akibat salah dosis pestisida,” ujar dia. Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Indramayu Takmid Sarbini mengatakan, indikasi adanya serangan hama di sejumlah areal sawah di wilayah Kabupaten Indramayu sudah mulai terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Dari luas areal pertanian di Kabupaten Indramayu pada musim tanam rendeng mencapai 118.000 hektare. Pada musim tanam lalu, hama wereng dan tikus menjadi musuh utama bagi keberhasilan panen para petani.Meski begitu, serangan hama masih dalam kategori rendah dengan luasan mencapai 5.000 hektare dengan kondisi kerusakan sedang dan berat. “Mudah-mudahan tahun ini serangan hama tidak mengurangi hasil produksi padi,”tandas dia. (sumber)
Post a Comment