XTC Indramayu Membubarkan Diri
Sebelum deklarasi pembubaran XTC Indramayu dilakukan, polisi melakukan pendataan terhadap 39 orang anggota XTC Indramayu mulai dari identitas sampai sidik jari. Sementara itu, satu anggota XTC lainya ditahan karena terbukti melakukan perusakan terhadap mobil ambulans polisi RS Bhayangkara Losarang akhir pekan lalu.
Selain diminta mengisi identitas diri, para anggota berandal motor yang kebanyakan masih berusia belasan tahun itu juga menandatangani nota deklarasi pembubaran kelompok tersebut.
"Keberadaan mereka sudah meresahkan masyarakat Indramayu. Mereka bahkan melakukan aksi kriminal, salah satunya adalah merusak mobil ambulans baru-baru ini. Kami harap dengan pembubaran ini mereka bisa menyalurkan bakat dalam berkendara atau keinginan mereka ke hal positif. Jika butuh bantuan, kami siap membantu," kata Kapolres Indramayu Ajun Komisaris Besar Rudi Setiawan.
Dalam kesempatan tersebut, Rudi meminta ketegasan para berandal motor itu untuk tidak lagi berhimpun dalam XTC dan melakukan tindak kriminal. Dia berharap para anggota berandal motor mematuhi komitmen pembubaran organisasi yang ditandangani oleh Panglima XTC Indramayu Dede Irfan Taufik alias Komeng.
"Jika masih tetap menjadi berandal motor dan membuat masyarakat Indramayu resah, kami akan kejar dan tangkap ke mana pun," kata Rudi.
Deklarasi pembubaran XTC Indramayu dibacakan dengan lantang oleh Panglima XTC Indramayu Komeng. Dalam deklarasi tersebut disebutkan, XTC Indramayu secara resmi diubarkan atas kesadaran para anggotanya. Seperti diketahui, XTC terlibat dalm sejumlah aksi kriminal di Indramayu seprti perusakan dan pengeroyokan.
"Kami sadar sudah menimbulkan keresahan di masyarakat. Karena itu, atas kesadaran sendiri, kami nyatakan XTC Indramayu bubar dan kami tidak lagi bertanggung jawab jika ada kegiatan atau aksi mengatasnamakan XTc di Indramayu," kata Komeng.
Para orang tua yang hadir mengaku kaget atas keterlibatan anak-anak mereka dalam kelompok berandal motor. MAsnun (45), warga Desa/Kecamatan Balongan bahkan tampak sangat terkejut karena anaknya Rendi yang baru duduk di bangku SMP kelas 3 ternyata ikut aktif dalam kelompok itu.
"Saya tahu-tahu dipanggil ke sini. Saya harap deklarai ini benar-benar ditaati, saya tidak mau anak saya jadi berandal motor," kata Masnun.
Deklarasi pembubaran kelompok itu disetujui oleh puluhan anggota XTC yang hadir. Setelah pembacaan deklarasi pembubaran, para mantan anggota berandal motor itu kemudian membakar atribut yang menjadi identitas mereka, yakni jaket berlogo XTC. Mereka membakar sejumlah jaket dan kaus XTC bersama Kapolres Indramayu Rudi Setiawan.
Post a Comment