Panji Gumilang: Al Zaytun Tak Terkait NII
Indramayu - Pengasuh Ma’had Al Zaitun menegaskan pondok pesantren yang dipimpinnya tidak terkait dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII), seperti dituduhkan berbagai pihak.
“Tidak ada (kaitan). Al Zaytun murni berjalan dalam rangka pendidikan. Untuk menyatakan kami mendidik, kami punya moto, Ma’had Al Zaytun Pusat Pendidikan dan Budaya Perdamaian,” kata Panji dalam konferensi pers di Ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/5/2011).
Panji menjelaskan, lembaga pendidikan yang dipimpinnya hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, tidak sedikitpun menyimpan maksud terselubung untuk mendirikan negara Islam.
“Membawa kader-kader bangsa yang mengikuti pendidikan ini sesuai dengan yang diinginkan bangsa Indonesia. Menjadi bangsa seperti Malaysia, Afrika Selatan yang baik,” jelasnya.
Panji juga menepis tudingan Al Zaytun dibangun dari sumber-sumber dana yang tidak halal, termasuk iuran paksa dari kader-kader NII.
“Kemudian masalah dana disebutkan bahwa dari awal memang Panji Gumilang bukan kaya harta tapi kaya cita-cita. Cita-cita pendidikan yang mumpuni kami perdagangkan pada sahabat-sahabat untuk melanjutkan cita-cita ini. Jawaban itu dari kesediaan dalam bentuk sumbangan yang halal,” paparnya.
“Kami yakin bangsa Indonesia bukan bangsa yang kikir. Maka kami mendirikan Al Zaytun dengan memiliki usaha. Usaha pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lain,” katanya lagi.
Melalui usaha tersebut, Panji mengaku mendapatkan hasil dan bisa menutupi kebutuhan siswa-siswanya, karyawan, dan guru yang mengajar di Ponpes tersebut. “Jadi apa yang dimakan dari Indonesia, tidak ada dari Kuwait, Timur Tengah, atau Mesir. Tapi dari bangsa Indonesia,” tegasnya. (sumber)
“Tidak ada (kaitan). Al Zaytun murni berjalan dalam rangka pendidikan. Untuk menyatakan kami mendidik, kami punya moto, Ma’had Al Zaytun Pusat Pendidikan dan Budaya Perdamaian,” kata Panji dalam konferensi pers di Ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/5/2011).
Panji menjelaskan, lembaga pendidikan yang dipimpinnya hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, tidak sedikitpun menyimpan maksud terselubung untuk mendirikan negara Islam.
“Membawa kader-kader bangsa yang mengikuti pendidikan ini sesuai dengan yang diinginkan bangsa Indonesia. Menjadi bangsa seperti Malaysia, Afrika Selatan yang baik,” jelasnya.
Panji juga menepis tudingan Al Zaytun dibangun dari sumber-sumber dana yang tidak halal, termasuk iuran paksa dari kader-kader NII.
“Kemudian masalah dana disebutkan bahwa dari awal memang Panji Gumilang bukan kaya harta tapi kaya cita-cita. Cita-cita pendidikan yang mumpuni kami perdagangkan pada sahabat-sahabat untuk melanjutkan cita-cita ini. Jawaban itu dari kesediaan dalam bentuk sumbangan yang halal,” paparnya.
“Kami yakin bangsa Indonesia bukan bangsa yang kikir. Maka kami mendirikan Al Zaytun dengan memiliki usaha. Usaha pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lain,” katanya lagi.
Melalui usaha tersebut, Panji mengaku mendapatkan hasil dan bisa menutupi kebutuhan siswa-siswanya, karyawan, dan guru yang mengajar di Ponpes tersebut. “Jadi apa yang dimakan dari Indonesia, tidak ada dari Kuwait, Timur Tengah, atau Mesir. Tapi dari bangsa Indonesia,” tegasnya. (sumber)
Post a Comment