Menag Tidak Temukan Kaitan Al Zaytun dengan NII yang Radikal
Indramayu - Beda MUI, beda Menteri Agama. Jika MUI menemukan benang merah antara NII KW 9 (gerakan penipuan berkedok agama dan tidak radikal), Al Zaytun dan Panji Gumilang, tidak demikian dengan Menteri Agama Suryadharma Ali.
Setelah seharian meninjau aktivitas di Ponpes Al Zaytun, Menteri Agama mengaku sulit menemukan keterkaitan Al Zaytun dengan apa yang disebutnya gerakan Islam radikal. Ia bilang Ponpes Al Zaytun benar-benar modern.
"Susah untuk mengkaitkan Al Zaytun yang punya kaitan dengan Islam radikal karena yang beraliran keras tidak suka dengan yang modern. Di sini, modern. Gedungnya modern, lagu, musik yang disajikan dari klasik sampai modern. Ponpes Al Zaytun betul-betul modern. Kalau yang radikal biasanya sangat khusus," papar Suryadharma.
Hal ini disampaikan Suryadharma dalam jumpa pers usai meninjau Ponpes Al Zaytun di Ponpes Al Zaytun, Gantar, Mekarjaya, Haurgelis, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/5/2011).
Dikatakan dia, NII mengkafirkan yang lain. "Tadi saya buktikan salat bareng. Tetapi saya tidak dianggap najis malah ditawari menjadi imam," ujarnya.
Suryadharma juga menjelaskan kesimpulan penelitian yang pernah dilakukan Kementerian Agama, yang menyatakan tidak ada kaitan antara Al Zaytun dengan NII. Tidak ada kaitan kurikulum pendidikan Al Zaytun dengan NII.
"Saya juga tidak gelisah dengan struktur yang ada di lingkungan Al Zaytun di mana ada presiden, santri dan menteri-menterinya.
Kalau kita bicara pseudo kabinet di parpol itu ada di mana-mana. Saya tekankan hasil penelitian Kemenag tidak ada keterkaitan Al Zaytun dengan NII," papar dia.
Menurut dia, aliran keras itu sangat tertutup, tradisional, wawasan sempit dan tidak toleran dengan pandangan lain. "Hal ini tidak saya temukan di Al Zaytun," cetus Suryadharma.
Dalam kunjungannya, Suryadharma berkeliling meninjau aktivitas pada santri di Ponpes Al Zaytun. Dia disambut dengan meriah.
Sementara di Jakarta, MUI menggelar jumpa pers dan mempresentasikan hasil risetnya pada tahun 2002. Riset itu menyimpulkan adanya kaitan Al Zaytun, NII KW 9 dan Panji Gumilang.
NII adalah ide dari Kartosoewirjo yang telah tamat pada tahun 1962. Sedangkan NII KW 9 merupakan "sempalan" yang mencuci otak korbannya dengan "berpura-pura" hendak mendirikan negara Islam di Indonesia, padahal nyatanya hanya ingin mengeruk uang korban. (sumber)
Setelah seharian meninjau aktivitas di Ponpes Al Zaytun, Menteri Agama mengaku sulit menemukan keterkaitan Al Zaytun dengan apa yang disebutnya gerakan Islam radikal. Ia bilang Ponpes Al Zaytun benar-benar modern.
"Susah untuk mengkaitkan Al Zaytun yang punya kaitan dengan Islam radikal karena yang beraliran keras tidak suka dengan yang modern. Di sini, modern. Gedungnya modern, lagu, musik yang disajikan dari klasik sampai modern. Ponpes Al Zaytun betul-betul modern. Kalau yang radikal biasanya sangat khusus," papar Suryadharma.
Hal ini disampaikan Suryadharma dalam jumpa pers usai meninjau Ponpes Al Zaytun di Ponpes Al Zaytun, Gantar, Mekarjaya, Haurgelis, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/5/2011).
Dikatakan dia, NII mengkafirkan yang lain. "Tadi saya buktikan salat bareng. Tetapi saya tidak dianggap najis malah ditawari menjadi imam," ujarnya.
Suryadharma juga menjelaskan kesimpulan penelitian yang pernah dilakukan Kementerian Agama, yang menyatakan tidak ada kaitan antara Al Zaytun dengan NII. Tidak ada kaitan kurikulum pendidikan Al Zaytun dengan NII.
"Saya juga tidak gelisah dengan struktur yang ada di lingkungan Al Zaytun di mana ada presiden, santri dan menteri-menterinya.
Kalau kita bicara pseudo kabinet di parpol itu ada di mana-mana. Saya tekankan hasil penelitian Kemenag tidak ada keterkaitan Al Zaytun dengan NII," papar dia.
Menurut dia, aliran keras itu sangat tertutup, tradisional, wawasan sempit dan tidak toleran dengan pandangan lain. "Hal ini tidak saya temukan di Al Zaytun," cetus Suryadharma.
Dalam kunjungannya, Suryadharma berkeliling meninjau aktivitas pada santri di Ponpes Al Zaytun. Dia disambut dengan meriah.
Sementara di Jakarta, MUI menggelar jumpa pers dan mempresentasikan hasil risetnya pada tahun 2002. Riset itu menyimpulkan adanya kaitan Al Zaytun, NII KW 9 dan Panji Gumilang.
NII adalah ide dari Kartosoewirjo yang telah tamat pada tahun 1962. Sedangkan NII KW 9 merupakan "sempalan" yang mencuci otak korbannya dengan "berpura-pura" hendak mendirikan negara Islam di Indonesia, padahal nyatanya hanya ingin mengeruk uang korban. (sumber)
Post a Comment