Program Rutin BKR, Bupati Temui 14 Keluarga Miskin
Indramayu - Di akhir masa jabatnya, Bupati Dr H Irianto MS Syafiuddin masih terus memperhatikan masyarakatnya, terutama dari kalangan keluarga miskin (gakin). Sebanyak 14 kepala keluarga (KK) kembali mendapat giliran untuk bertemu orang nomor satu di lingkungan Pemkab Indramayu melalui Program Bupati Ketemu Rakyat (BKR) yang digelar setiap minggu sekali, tepatnya pada Jumat (12/11) di Ruang Dalam Pendopo Indramayu.
Mereka diberikan kesempatan untuk meminta bantuan berupa bantuan biaya pendidikan, bantuan biaya kesehatan hingga bantuan permodalan. Program tersebut memang benar-benar menyentuh langsung dengan masyarakat sehingga saat itu juga setiap persoalan bisa diselesaikan.
Program BKR sudah berjalan selama dua tahun terakhir ini dibilang cukup sukses, dan mampu membantu masyarakat dari kalangan keluarga miskin. Untuk terus melanjutkan Program BKR, Bupati Dr H Yance setiap kali pertemuan dengan gakin selalu mewanti-wanti supaya program tersebut terus dijalankan karena masyarakat masih sangat membutuhkan.
Di hadapan Bupati Dr H Yance, Karinten (55), warga Desa Kiajaran Kulon, Kecamatan Lohbener meminta bantuan untuk biaya operasi putrinya sejak kecil sudah menderita penyakit hydrocepalus. Ibu tiga anak yang kesehariannya sebagai buruh tani itu langsung membawa putrinya dengan kondisi kepala membesar yang dipenuhi cairan. "Tolong Pak Bupati, bantu biaya operasi anak saya agar kepalanya bisa normal seperti anak lainnya,"tutur Karinten sambil meneteskan air mata.
Hal senada diungkapkan Rifki, pelajar SMKN 1 Balongan. Ia juga sama meminta bantuan biaya DSP yang sejak masuk hingga sekarang sudah menginjak kelas 2 belum dibayar karena orang tuanya hanya mengandalkan buru bangunan."Saya minta kepada Pak Bupati agar bisa membantu biaya DSP yang belum dibayar,"pintanya.
Setelah mendengar pengakuan Rifki yang tak mampu membayar biaya DSP, Dr H Yance meminta kepada Kepala SMKN 1 Balongan Drs Andi untuk menjelaskannya mengapa tak bisa membantu Rifki. Selanjutnya Drs Andi juga menyampaikan tentang keluhan pihak sekolah yang mempunyai tunggakan ratusan juta dari pihak ketiga untuk membiayai opersional sekolah. Bahkan, kata Andi, hampir 40% siswa tak mampu membayar biaya pendidikan dan sekitar 800 juta biaya DSP itu masih nunggak di siswa."Kalau hanya yang nunggak Rifki, dirinya tak menjadi masalah akan tetapi masih banyak Rifki lainnya,"jelas Andi.
Mendengar penjelasan pihak sekolah, Dr H Yance pun tampak kaget dan meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Indramayu untuk segera mengalokasikan dana bantuan untuk biaya pendidikan."Yang jelas kami tidak ingin ada anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah,"tegas Dr H Yance.
Dalam kesempatan itu Bupati Dr H Yance memberikan bantuan sembako dan uang lauk pauk kepada 14 orang perwakilan gakin. Diakuinya, kegiatan RKB setiap hari Jumat ini tak ada tujun lain, kecuali ingin mendengarkan keluhan langsung dari masyarakat. Program RKB ini bisa menjawab semua keluhan dari masyakat dan segera bisa direspons, serta ditindak lanjuti melalui pemberian bantuan,"ungkapnya.
Mereka diberikan kesempatan untuk meminta bantuan berupa bantuan biaya pendidikan, bantuan biaya kesehatan hingga bantuan permodalan. Program tersebut memang benar-benar menyentuh langsung dengan masyarakat sehingga saat itu juga setiap persoalan bisa diselesaikan.
Program BKR sudah berjalan selama dua tahun terakhir ini dibilang cukup sukses, dan mampu membantu masyarakat dari kalangan keluarga miskin. Untuk terus melanjutkan Program BKR, Bupati Dr H Yance setiap kali pertemuan dengan gakin selalu mewanti-wanti supaya program tersebut terus dijalankan karena masyarakat masih sangat membutuhkan.
Di hadapan Bupati Dr H Yance, Karinten (55), warga Desa Kiajaran Kulon, Kecamatan Lohbener meminta bantuan untuk biaya operasi putrinya sejak kecil sudah menderita penyakit hydrocepalus. Ibu tiga anak yang kesehariannya sebagai buruh tani itu langsung membawa putrinya dengan kondisi kepala membesar yang dipenuhi cairan. "Tolong Pak Bupati, bantu biaya operasi anak saya agar kepalanya bisa normal seperti anak lainnya,"tutur Karinten sambil meneteskan air mata.
Hal senada diungkapkan Rifki, pelajar SMKN 1 Balongan. Ia juga sama meminta bantuan biaya DSP yang sejak masuk hingga sekarang sudah menginjak kelas 2 belum dibayar karena orang tuanya hanya mengandalkan buru bangunan."Saya minta kepada Pak Bupati agar bisa membantu biaya DSP yang belum dibayar,"pintanya.
Setelah mendengar pengakuan Rifki yang tak mampu membayar biaya DSP, Dr H Yance meminta kepada Kepala SMKN 1 Balongan Drs Andi untuk menjelaskannya mengapa tak bisa membantu Rifki. Selanjutnya Drs Andi juga menyampaikan tentang keluhan pihak sekolah yang mempunyai tunggakan ratusan juta dari pihak ketiga untuk membiayai opersional sekolah. Bahkan, kata Andi, hampir 40% siswa tak mampu membayar biaya pendidikan dan sekitar 800 juta biaya DSP itu masih nunggak di siswa."Kalau hanya yang nunggak Rifki, dirinya tak menjadi masalah akan tetapi masih banyak Rifki lainnya,"jelas Andi.
Mendengar penjelasan pihak sekolah, Dr H Yance pun tampak kaget dan meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Indramayu untuk segera mengalokasikan dana bantuan untuk biaya pendidikan."Yang jelas kami tidak ingin ada anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah,"tegas Dr H Yance.
Dalam kesempatan itu Bupati Dr H Yance memberikan bantuan sembako dan uang lauk pauk kepada 14 orang perwakilan gakin. Diakuinya, kegiatan RKB setiap hari Jumat ini tak ada tujun lain, kecuali ingin mendengarkan keluhan langsung dari masyarakat. Program RKB ini bisa menjawab semua keluhan dari masyakat dan segera bisa direspons, serta ditindak lanjuti melalui pemberian bantuan,"ungkapnya.
Post a Comment