Saling Ejek, Warga 2 Kampung Nyaris Bentrok
Indramayu - Diawali saling ejek antara siswa sekolah menengah pertama (SMP), warga Kp. Pande, Desa Cibuluh, Kec. Ujungjaya, Kab. Sumedang nyaris bentrok dengan warga Kp. Cikamurang, Desa Cikawung, Kec. Trisi, Kab. Indramayu, Selasa (1/6). Kedua kampung itu berada di perbatasan Kab. Sumedang dan Kab. Indramayu.
Beruntung, gelagat tidak baik itu bisa terendus polisi. Pasukan Dalmas dari Polres Indramayu dikerahkan ke tempat kejadian perkara (TKP) dan berhasil meredam gejolak warga.
Setelah situasi terkendali, petugas bersama kedua pengurus kampung memediasi untuk menempuh jalan damai. "Proses mediasi ini dilaksanakan di Balai Desa Cikawung, kemarin. Dalam mediasi ini, kedua pihak sepakat menandatangani kesepakatan damai dan berjanji akan membina para pemudanya masing-masing. Sehingga kejadian ini tidak terulang lagi," kata Camat Ujungjaya, Drs. Asep A Junaedi, M.Si
Menurutnya, ketegangan yang nyaris menimbulkan pertumpahan darah warga dikedua kampung itu dipicu, oleh hal sepele yakni beberapa siswa SMP yang saling ejek.
Sore itu, Selasa (1/6), lanjutnya, beberapa remaja Kampung Pande sedang jalan-jalan sambil bermain gitar di sekitar jembatan perbatasan Cikamurang. Ketika mereka pulang lewat jembatan yang sama, jembatan tersebut sudah dipenuhi pemuda kampung lain.
Lantas entah siapa yang mulai, tiba-tiba di antara remaja beda kampung itu terjadi saling ejek.
"Puncaknya, mererka saling lempar menggunakan batu," terang Asep. (sumber) Foto : Ilustrasi
Beruntung, gelagat tidak baik itu bisa terendus polisi. Pasukan Dalmas dari Polres Indramayu dikerahkan ke tempat kejadian perkara (TKP) dan berhasil meredam gejolak warga.
Setelah situasi terkendali, petugas bersama kedua pengurus kampung memediasi untuk menempuh jalan damai. "Proses mediasi ini dilaksanakan di Balai Desa Cikawung, kemarin. Dalam mediasi ini, kedua pihak sepakat menandatangani kesepakatan damai dan berjanji akan membina para pemudanya masing-masing. Sehingga kejadian ini tidak terulang lagi," kata Camat Ujungjaya, Drs. Asep A Junaedi, M.Si
Menurutnya, ketegangan yang nyaris menimbulkan pertumpahan darah warga dikedua kampung itu dipicu, oleh hal sepele yakni beberapa siswa SMP yang saling ejek.
Sore itu, Selasa (1/6), lanjutnya, beberapa remaja Kampung Pande sedang jalan-jalan sambil bermain gitar di sekitar jembatan perbatasan Cikamurang. Ketika mereka pulang lewat jembatan yang sama, jembatan tersebut sudah dipenuhi pemuda kampung lain.
Lantas entah siapa yang mulai, tiba-tiba di antara remaja beda kampung itu terjadi saling ejek.
"Puncaknya, mererka saling lempar menggunakan batu," terang Asep. (sumber) Foto : Ilustrasi
Post a Comment