Kebanjiran, Warga Jatibarang Protes
Undoro, tokoh masyarakat Desa Jatibarang Baru, mengemukakan, banjir sangat menyengsarakan warga. Banjir itu antara lain disebabkan tak berfungsinya saluran air pembuang yang menyempit. Sehingga jika turun hujan air tak bisa mengalir. Ironisnya, diatas saluran air itu dicor. Dijadikan salah satu bangunan Hotel “SM”.
Undoro minta pemilik Toko Han, Hariyanto membongkar croco atau emper yang dibuat melebihi batas tanah miliknya. Jika turun hujan, air dari croco tumpah ke rumah dan ke jalan akibatnya mengganggu warga. Ia dan puluhan warga mempertanyakan IMB bangunan Toko Han. “Sebagai tetangga dekat kami tidak pernah diminta persetujuan soal IMB,” ujar Lilis, tetangga Hariyanto.
Ketua RW 01 Suganda mengemukakan, ketika Toko Han dibangun, warga belum merasakan dampak apa-apa. Namun saat musim hujan, warga sengsara karena banjir. “Kami mohon masalah ini diselesaikan secara arif,” katanya.
Menjembati keluhan warga, Kades Jatibarang Baru Edi Supriyadi, Jumat (8/1) mengundang sejumlah warga, tokoh masyarakat, Hariyanto pemilik Toko Han bermusyawarah dengan muspika, 2 pejabat pengawas perizinan Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Indramayu, Yadi dan H. Syafrudin serta Kepala UPTD Dinas Cipta Karya Jatibarang, Sujud.
Yadi dari Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Indramayu mengemukakan, bangunan croco yang melebihi batas, dipandang dari kaca mata Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Indramayu itu dilarang alias tidak dibenarkan.
Menanggapi keinginan warga, Hariyanto menyatakan meminta waktu untuk berunding dengan pelaksana bangunan, Siswoyo yang sehari-hari Ketua BPD Desa Jatibarang Baru. Menurut Siswoyo, bangunan crocos dari baja itu terdapat belasan kuda-kuda. Jika dibongkar satu kuda-kuda saja perlu waktu 4 hingga 7 hari. (PK)
Post a Comment