Nelayan Indramayu Jadi Korban Perompak
Indramayu - Aksi kawanan perompak yang mengincar para nelayan tradisional dan melaut sendirian sebagai korbannya kembali terjadi di wilayah perairan laut Kabupaten Indramayu. Nelayan yang menjadi korban keganasan kawanan perompak kali ini Pae (60), warga Desa Singaraja, Kec./Kab. Indramayu.
Karena tidak berdaya menghadapi ancaman tiga anggota kawanan perompak yang mendatanginya saat melaut di wilayah perairan Balongan, Kecamatan Balongan, Pae terpaksa merelakan jaring ikan jenis jaring arad miliknya yang dirampas dan dibawa kabur kawanan perompak tersebut.
Pae menuturkan, peristiwa perompakan yang menimpa dirinya terjadi, ketika ia tengah mencari ikan di wilayah perairan Balongan. Pae berangkat melaut sendirian karena perahu yang dimiliknya hanya jenis perahu sope yang berukuran kecil. "Saya biasa melaut sendiri karena biasanya cukup aman dan tidak ada gangguan," kata Pae.
Namun, setelah menebar jaring di kawasan perairan Balongan tepatnya satu kilometer dari Muara Balongan, tiba-tiba ia dihampiri sebuah perahu sope lain yang ditumpangi oleh tiga orang. Karena mengira yang datang adalah teman sesama nelayan yang hendak mencari ikan, Pae dengan santai menunggu perahu yang semakin mendekat. "Sebab awalnya saya kira nelayan biasa. Jadi saya tidak curiga sewaktu mereka mendekat," ujarnya.
Namun setelah jarak kedua perahu telah sangat dekat, ketiga orang itu tiba-tiba meloncat ke
atas perahunya. Bahkan, satu dari ketiga orang tersebut langsung mengeluarkan golok dan
mengancam akan melukainya. Mereka mengancam akan menghabisi nyawa Pae jika menolak
menyerahkan jaring arad yang tengah dipakainya untuk menangkap ikan.
Menghadapi tekanan dan ancaman ketiga kawanan perompak Pae akhirnya hanya bisa pasrah ketika merampas jaring arad yang telah ditebarnya di laut. Bahkan Pae juga tidak berdaya ketika kawanan perompak mengambil perbekalan solar dan makanan yang dimilikinya.
Akibat ulah kawanan perompak, nelayan tradisional tersebut menjadi kehilangan jaring arad seharga Rp 15 juta yang merupakan satu-satunya alat tangkap ikan yang dimilikinya sebagai nelayan. Bahkan Pae mengaku bakal mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya menjelang Lebaran karena tidak bisa melaut setelah jaring aradnya dirampas kawanan perompak.
Pae mengaku belum melaporkan peristiwa itu kepada aparat kepolisian air (Polair) setempat, karena dirinya masih merasa shock akibat insden tersebut. Menurut sejumlah nelayan di Desa Singaraja, aksi perompakan di laut pernah marak beberapa tahun lalu dan menjadikan para nelayan miris saat mencari ikan.
Namun dengan kemunculan kembali aksi perompakan setelah lama tidak terdengar kabarnya, para nelayan berharap untuk adanya perhatian dari aparat kepolisian air (Polair) dalam meningkatkan patroli dan pengamanan. Hingga keamanan nelayan dalam melakukan pekerjaannya mencari ikan dapat terjaga.(PR)
Karena tidak berdaya menghadapi ancaman tiga anggota kawanan perompak yang mendatanginya saat melaut di wilayah perairan Balongan, Kecamatan Balongan, Pae terpaksa merelakan jaring ikan jenis jaring arad miliknya yang dirampas dan dibawa kabur kawanan perompak tersebut.
Pae menuturkan, peristiwa perompakan yang menimpa dirinya terjadi, ketika ia tengah mencari ikan di wilayah perairan Balongan. Pae berangkat melaut sendirian karena perahu yang dimiliknya hanya jenis perahu sope yang berukuran kecil. "Saya biasa melaut sendiri karena biasanya cukup aman dan tidak ada gangguan," kata Pae.
Namun, setelah menebar jaring di kawasan perairan Balongan tepatnya satu kilometer dari Muara Balongan, tiba-tiba ia dihampiri sebuah perahu sope lain yang ditumpangi oleh tiga orang. Karena mengira yang datang adalah teman sesama nelayan yang hendak mencari ikan, Pae dengan santai menunggu perahu yang semakin mendekat. "Sebab awalnya saya kira nelayan biasa. Jadi saya tidak curiga sewaktu mereka mendekat," ujarnya.
Namun setelah jarak kedua perahu telah sangat dekat, ketiga orang itu tiba-tiba meloncat ke
atas perahunya. Bahkan, satu dari ketiga orang tersebut langsung mengeluarkan golok dan
mengancam akan melukainya. Mereka mengancam akan menghabisi nyawa Pae jika menolak
menyerahkan jaring arad yang tengah dipakainya untuk menangkap ikan.
Menghadapi tekanan dan ancaman ketiga kawanan perompak Pae akhirnya hanya bisa pasrah ketika merampas jaring arad yang telah ditebarnya di laut. Bahkan Pae juga tidak berdaya ketika kawanan perompak mengambil perbekalan solar dan makanan yang dimilikinya.
Akibat ulah kawanan perompak, nelayan tradisional tersebut menjadi kehilangan jaring arad seharga Rp 15 juta yang merupakan satu-satunya alat tangkap ikan yang dimilikinya sebagai nelayan. Bahkan Pae mengaku bakal mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya menjelang Lebaran karena tidak bisa melaut setelah jaring aradnya dirampas kawanan perompak.
Pae mengaku belum melaporkan peristiwa itu kepada aparat kepolisian air (Polair) setempat, karena dirinya masih merasa shock akibat insden tersebut. Menurut sejumlah nelayan di Desa Singaraja, aksi perompakan di laut pernah marak beberapa tahun lalu dan menjadikan para nelayan miris saat mencari ikan.
Namun dengan kemunculan kembali aksi perompakan setelah lama tidak terdengar kabarnya, para nelayan berharap untuk adanya perhatian dari aparat kepolisian air (Polair) dalam meningkatkan patroli dan pengamanan. Hingga keamanan nelayan dalam melakukan pekerjaannya mencari ikan dapat terjaga.(PR)
Post a Comment