INDRAMAYU - Departemen Luar Negeri (Deplu) Republik Indonesia memulangkan tujuh nelayan asal Kab.Indramayu (4 orang) dan Kab. Cirebon (3 orang) setelah telantar selama 3,5 tahun di kota Karachi, Pakistan, Minggu (24/5). Mereka diduga para korban sindikat imigran gelap jaringan internasional.
Pemulangan keempat nelayan Indramayu diantar langsung petugas Deplu dan diterima Sekretaris Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Drs. Dhans Dada Syhadadi. Adapun keempat nelayan asal Kab. Indramayu itu adalah Kadorih (37 tahun), warga Desa Dadap Kec. Juntinyuat, Sidik (24 tahun), penduduk Desa Cempeh Kec. Lelea serta dua warga Desa/Kec. Bongas, Durma (34 tahun) dan Tarlani (29 tahun).
Sedangkan ketiga warga Kab. Cirebon bernama Cayo, warga Desa Surangenggala Kulon Kec. Kapetakan, Dodi Harnika penduduk Desa Suranenggala Kidul Kec. Kapetakan dan Sukijah, warga Desa Bulak Kec. Arjawinangun. Salah seorang nelayan, Tarlani, mengatakan, ia bersama puluhan anak buah kapal (ABK) yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Philipina “Selnes” milik pengusaha Taiwan sejak 3,5 tahun telantar di Karachi.
Pasalnya, perusahaan pemilik kapal tersebut bangkrut sehingga tidak mampu menggaji 33 ABK-nya. Padahal sejak berangkat tahun 2005 lalu, Tarlani bersama ABK lain dijanjikan akan mendapat gaji yang lumayan besar dan dibayarkan setiap bulannya. Kelaparan
|
Kelaparan Sejak menyatakan bangkrut, pemilik kapal “Selnes” tidak menampakan batang hidungnya. Belakangan diketahui kapal tersebut ternyata telah ditawarkan kepada perusahaan lain namun sudah 3,5 tahun tidak laku terjual.
“Sehari-hari pekerjaan kami membersihkan kapal yang sudah tidak beroperasi. Untuk makan seadanya perbekalan. Begitu habis, kami kelaparan dan makan dari belas kasihan nelayan lain di Karachi,” ungkap Tarlani.
Tarlani juga menjelaskan, keberangkatan mereka ke luar negeri menjadi ABK melalui PT. Sutrisna Jaya Utama yang berkedudukan di Jakarta, perusahaan yang diduga menjadi salah satu kaki tangan jaringan sindikat imigran gelap. Mereka diterbangkan agen perusahaan tersebut dari Indonesia meuju Siangpura, Bangkok dan selanjutnya ke Pakistan.
Kepala Seksi Deportasi Deplu, Kukuh Dedi Djayadi, yang mengantarkan langsung pemulangan empat nelayan Indramayu itu mengatakan, PT. Sutrisna Jaya Utama diduga anggota sindikat pemasok buruh migran gelap dari dan ke Indonesia. |
Post a Comment