INDRAMAYU - Ratusan hektar sawah di wilayah kecamatan Terisi pada musim gadu ini terkena beberapa penyakit seperti hama penggerek batang, tikus, ulat, dan hama wereng. Hal ini mengkhawatirkan serta menggelisahkan para petani yang lahannya mendapat serangan dari jenis hama-hama tersebut.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Terisi, A Thomas membenarkan terjadinya serangan itu seraya menjelaskan bahwa hama-hama itu biasa menyerang lahan pertanian pada musim tanam kedua (musim gadu).
Pada musim seperti ini sering terjadi serangan hama penggerek batang dikarenakan petani terburu-buru dalam mengolah sawah khawatir tidak kebagian air hujan, walaupun fragmentasi pembusukan jerami belum sempurna dan keadaannya masih dalam suhu panas, tetapi petani memaksakan menanami sawahnya, jelas Thomas saat ditemui hari Rabu (27/5) di ruang kerjanya.
Akibat ketergesa-gesaan itu, jelas A Thomas, maka sejak persemaian benih padi sudah dihinggapi oleh kupu-kupu yang kemudian bertelor pada benih yang disemai dan sewaktu dipindah tanamkan benih-benih itu sudah ada ulatnya. Akibatnya, sekalipun akar padi terus tumbuh namun batang padi digerogoti ulat sehingga walaupun baru ditanam seminggu, batang-batang padi itu menjadi mati.
Menurut data di BPP, areal pesawahan di kecamatan Terisi luasnya sekitar 4.199 hektar. Pada musim gadu tahun ini yang terserang hama penggerek batang 20 persen atau lebih dari 800 hektar.
Menggunakan Pestisida Kelompok-kelompok tani yang areal pertaniannya terserang hama, segera melaporkan dan mengonsultasikannya dengan para penyuluh pertanian PPL baik di lapangan maupun langsung ke kantor. BPP pun segera mengambil langkah-langkah untuk menanggu langi berkembangnya hama tersebut.
|
Guna menanggulangi hama penggerek batang itu pada bulan Mei 2009 ini BPP Terisi mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan yang biasa memasarkan pestisida. Dengan kerjasama itu diadakanlah temu lapang di tiap-tiap kelompok tani untuk menginformasikan kepada para petani tentang tatacara pengobatan terhadap hama penggerek batang menggunakan pestisida sehingga diharapkan pembasmian hama itu akan menormalkan kembali aktivitas pertanian.
Selain diadakan penyuluhan dan praktik pembasmian hama, perusahaan pestisida itu pada awal Juni nanti akan mengajak para pengurus kelompok tani dari Terisi untuk mengadakan studi banding ke areal pertanian di Ciwaringin Cirebon. Kegiatan pertanian yang akan ditinjau di sana adalah padi, kacang kadele, dan kacang hijau, jelas A Thomas.
Menurutnya, kelompok tani (KT) yang sudah dibentuk di kecamatan Terisi berjumlah 41 kelompok, sebagian besar yaitu 70 persen pengurus KT masih aktif dalam memberikan motivasi dan bimbingan kepada para petani. Peranan mereka sangat membantu BPP dan para penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program-program pemerintah dibidang pertanian.
Setiap KT memiliki areal pesawahan 100 hektar dengan anggota lebih dari 100 petani. Apabila pada kunjungan petugas penyuluhan, petani yang hadir sedikit, maka pada hari-hari berikutnya pengurus KT membantu menggetoktularkan informasi yang diterima nya kepada para petani yang tidak hadir.
Dalam kegiatan bertani, para petani banyak yang lebih berpengalaman, namun mereka harus terus dibina supaya memiliki kepedulian terhadap perlunya berbagai informasi dan pengetahuan guna meningkatkan produksi pertanian yang dilakukannya, ungkap Thomas didampingi PPL Saefudin dan Dewi Listya. |
Post a Comment