Usaha Warnet Marak ke Pelosok Desa
ANJATAN - Usaha warung internet (warnet) berkembang kian pesat di wilayah Kabupaten Indramayu. Warnet tak hanya dijumpai pusat keramaian Kota Mangga. Hampir di pelosok kecamatan, ternyata juga ramai usaha penyewaan online untuk berselancar di luasnya informasi dunia maya tersebut.
Sekadar diketahui, sejak setahun terakhir jumlah warnet yang beroperasi di Kecamatan Eks-Kawedanan Haurgeulis saja mencapai 20 unit. Terbanyak di wilayah Kecamatan Haurgeulis (11 unit), Anjatan (7 unit) Patrol (2 unit) dan Sukra (1 unit). Usaha warnet memang dianggap cukup menjanjikan lantaran keuntungan yang didapat lumayan besar.
Aktifis Internet yang kebetulan memiliki warnet "Ini Warnet" haurgeulis Boby Jatibarang menyebutkan, dengan modal awal Rp40 juta, setiap bulan omzetnya mencapai Rp6,5 juta. “Untuk saat ini, bisnis usaha warnet sangat prospektif,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (15/4). Tak heran, pertumbuhan warnet di Kecamatan Anjatan dan sekitarnya terus berkembang pesat.
Hanya saja yang menjadi kekhawatirannya, sekarang ini sudah terjadi perang tarif menyusul munculnya warnet yang baru membuka usaha. Sekarang, tarif umum yang dikenakan bagi pengguna warnet Rp3.000 sampai Rp4.000/. Tapi ada beberapa warnet baru yang berani memasang tarif Rp2.500 perjam plus ruangan ber-AC. Terang saja, konsumen yang kebanyakan adalah para pelajar lebih memilih warnet yang bertarif lebih murah.
Menurut Asep, perang tarif terjadi lantaran belum terbentuknya wadah bagi seluruh pengusaha warnet. “Di sini susah ngumpulin pengusaha warnet untuk menyamakan persepsi. Semuanya jalan sendiri-sendiri, tidak kompak,” keluhnya. Padahal, dengan dibentuknya wadah semisal Asosiasi Pengusaha Warnet, banyak manfaat yang akan didapat. Seperti tentang patokan tarif yang sesuai dan kompak diberlakukan secara bersama-sama. “Kalau perang tarif sampai jor-joran, tentu akan ada warnet yang cepat jatuh bangkrut,” tandas Boby. (kho)
Sekadar diketahui, sejak setahun terakhir jumlah warnet yang beroperasi di Kecamatan Eks-Kawedanan Haurgeulis saja mencapai 20 unit. Terbanyak di wilayah Kecamatan Haurgeulis (11 unit), Anjatan (7 unit) Patrol (2 unit) dan Sukra (1 unit). Usaha warnet memang dianggap cukup menjanjikan lantaran keuntungan yang didapat lumayan besar.
Aktifis Internet yang kebetulan memiliki warnet "Ini Warnet" haurgeulis Boby Jatibarang menyebutkan, dengan modal awal Rp40 juta, setiap bulan omzetnya mencapai Rp6,5 juta. “Untuk saat ini, bisnis usaha warnet sangat prospektif,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (15/4). Tak heran, pertumbuhan warnet di Kecamatan Anjatan dan sekitarnya terus berkembang pesat.
Hanya saja yang menjadi kekhawatirannya, sekarang ini sudah terjadi perang tarif menyusul munculnya warnet yang baru membuka usaha. Sekarang, tarif umum yang dikenakan bagi pengguna warnet Rp3.000 sampai Rp4.000/. Tapi ada beberapa warnet baru yang berani memasang tarif Rp2.500 perjam plus ruangan ber-AC. Terang saja, konsumen yang kebanyakan adalah para pelajar lebih memilih warnet yang bertarif lebih murah.
Menurut Asep, perang tarif terjadi lantaran belum terbentuknya wadah bagi seluruh pengusaha warnet. “Di sini susah ngumpulin pengusaha warnet untuk menyamakan persepsi. Semuanya jalan sendiri-sendiri, tidak kompak,” keluhnya. Padahal, dengan dibentuknya wadah semisal Asosiasi Pengusaha Warnet, banyak manfaat yang akan didapat. Seperti tentang patokan tarif yang sesuai dan kompak diberlakukan secara bersama-sama. “Kalau perang tarif sampai jor-joran, tentu akan ada warnet yang cepat jatuh bangkrut,” tandas Boby. (kho)
Post a Comment