Hama Ulat Serang Tanaman Padi
INDRAMAYU – Petani di Kecamatan Balongan terpaksa melakukan percepatan panen, akibat serangan hama ulat yang menyerang tanaman padi mereka belakangan ini. Bahkan, serangan ulat yang cukup banyak ini telah menyerang areal hingga puluhan hektare. Hal ini dikeluhkan sejumlah petani di Desa Rawadalem dan Sukaurip. Menurut mereka, serangan hama tersebut mengganas dalam sepekan terakhir. Kondisi ini membuat petani khawatir tanaman padi yang siap panen akan mengalami kerusakan, sehingga banyak yang melakukan percepatan panen.
“Kami memang terpaksa melakukan panen. Sebab kalau tidak dipanen, seluruh tanaman bisa benar-benar habis hanya dalam tiga hari,” kata Narwita (47) petani yang mengaku berasal dari Desa Rawadalem.
Dikatakannya, para petani menyebut ulat berwarna coklat kehitaman yang menyerang tanaman padinya sebagai “ulat grayak”, karena tingkat serangannya yang sangat sporadis. Selain mengganyang batang mulai dari bulir padi pada tanaman yang rata-rata mendekati masa panen, perkembangbiakan ulat yang menyerang juga sangat cepat.
Sementara menurut Kamto (40), petani lainnya, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan padai adalah dengan cara dipanen seperti ini. Meskipun hasilnya tidak maksimal, tetapi masih ada yang bisa dibawa pulang.
Belum diketahui secara pasti jumlah areal tanaman padi di Kecamatan Balongan yang terkena serangan hama ulat grayak. Namun menurut para petani, selain di Desa Sukaurip dan dan Rawadalem, sejumlah desa lain di kecamatan itu seperti Desa Gelarmendala, Balongan dan beberapa desa lain juga terkena serangan hama yang sama, sehingga banyak yang melakukan panen dini tanaman padinya.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Indramayu untuk musim tanam rendeng tahun 2008/2009 menargetkan produksi padi sebanyak 1,4 juta ton dari luas areal 125.102 hektar. Sementara data hingga 31 Maret 2009, realisasi panen telah mencapai 516.250 ton atau telah mencapai lebih dari 50% luas tanaman yang ada.
Adanya serangan hama yang menghebat menjelang masa akhir panen, khususnya di kawasan Indramayu bagian timur dikhawatirkan akan mengancam target produksi. (oet)
“Kami memang terpaksa melakukan panen. Sebab kalau tidak dipanen, seluruh tanaman bisa benar-benar habis hanya dalam tiga hari,” kata Narwita (47) petani yang mengaku berasal dari Desa Rawadalem.
Dikatakannya, para petani menyebut ulat berwarna coklat kehitaman yang menyerang tanaman padinya sebagai “ulat grayak”, karena tingkat serangannya yang sangat sporadis. Selain mengganyang batang mulai dari bulir padi pada tanaman yang rata-rata mendekati masa panen, perkembangbiakan ulat yang menyerang juga sangat cepat.
Sementara menurut Kamto (40), petani lainnya, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan padai adalah dengan cara dipanen seperti ini. Meskipun hasilnya tidak maksimal, tetapi masih ada yang bisa dibawa pulang.
Belum diketahui secara pasti jumlah areal tanaman padi di Kecamatan Balongan yang terkena serangan hama ulat grayak. Namun menurut para petani, selain di Desa Sukaurip dan dan Rawadalem, sejumlah desa lain di kecamatan itu seperti Desa Gelarmendala, Balongan dan beberapa desa lain juga terkena serangan hama yang sama, sehingga banyak yang melakukan panen dini tanaman padinya.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Indramayu untuk musim tanam rendeng tahun 2008/2009 menargetkan produksi padi sebanyak 1,4 juta ton dari luas areal 125.102 hektar. Sementara data hingga 31 Maret 2009, realisasi panen telah mencapai 516.250 ton atau telah mencapai lebih dari 50% luas tanaman yang ada.
Adanya serangan hama yang menghebat menjelang masa akhir panen, khususnya di kawasan Indramayu bagian timur dikhawatirkan akan mengancam target produksi. (oet)
Post a Comment