Penurunan Harga Gabah Belum Terbukti
INDRAMAYU, Kecemasan petani di Kab. Indramayu perihal kemungkinan semakin anjloknya harga gabah belum terbukti. Sebab kendati wilayah panen padi makin meluas, hingga Rabu (18/3) harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani masih mampu bertahan pada kisaran Rp 2.400,00 per kg atau setara HPP (harga pembelian pemerintah).
Harga gabah yang masih bertahan pada kisaran Rp 2.400,00 per kg diakui sejumlah petani di Desa Pecuk, Kec. Sindang. Menurut Carika, salah seorang petani tersebut, cuaca yang panas menyengat di siang hari menjadikan gabah cepat kering di tempat penjemuran dan harga jualnya menjadi lebih baik.
Namun di luar itu, kata dia, pelaksanaan pemilu juga menjadi faktor penyebab lainnya. Sebab seiring dengan datangnya masa kampanye aparat keamanan melarang penyelenggaraan kegiatan hajatan yang disertai hiburan seperti organ tunggal dan jenis hiburan lain yang mendatangkan penonton. “Karenanya daripada menggelar hajatan tanpa dimeriahkan hiburan, warga banyak yang memundurkan rencana kegiatan hajatannya sampai penyelenggaraan hiburan diperbolehkan,” ungkap Carika.
Musim hajatan
Seperti kebanyakan daerah lain di wilayah pantai utara Jawa Barat, di Kab. Indramayu musim panen selalu identik dengan musim hajatan. Pada waktu musim panen padi berlangsung, berbarengan dengan itu banyak orang mengadakan syukuran pernikahan atau sunatan. Alasannya, pada saat musim panen para orang tua memiliki modal untuk menggelar kegiatan hajatan, di samping alasan lain yakni tamu yang diundang juga tergerak untuk menghadirinya karena memiliki beras atau uang untuk diberikan kepada penyelenggara hajatan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu, H. Takmid Sarbini, membenarkan perihal telah makin meluasnya wilayah panen di kabupaten yang menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Barat tersebut. Dikatakannya, dari realisasi tanam musim rendeng seluas 120.088 hektare, areal yang telah panen telah mencapai 20 ribu hektare lebih.
Ia juga membenarkan perihal harga jual gabah petani yang masih setara dengan harga HPP yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 2.400,00 per kg. “Bahkan dari laporan yang ada, malah ada yang bisa menjual sampai Rp 2.500,00 per kg,” ungkapnya.
Namun perihal penyebabnya, Takmid mengaku bukan semata akibat petani belum berminat melepas gabahnya karena penyelenggaraan tradisi hajatan yang tertunda akibat pemilu. Tetapi di luar itu, kata dia, produktivitas hasil panen padi di Indramayu tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.(C-26)
Harga gabah yang masih bertahan pada kisaran Rp 2.400,00 per kg diakui sejumlah petani di Desa Pecuk, Kec. Sindang. Menurut Carika, salah seorang petani tersebut, cuaca yang panas menyengat di siang hari menjadikan gabah cepat kering di tempat penjemuran dan harga jualnya menjadi lebih baik.
Namun di luar itu, kata dia, pelaksanaan pemilu juga menjadi faktor penyebab lainnya. Sebab seiring dengan datangnya masa kampanye aparat keamanan melarang penyelenggaraan kegiatan hajatan yang disertai hiburan seperti organ tunggal dan jenis hiburan lain yang mendatangkan penonton. “Karenanya daripada menggelar hajatan tanpa dimeriahkan hiburan, warga banyak yang memundurkan rencana kegiatan hajatannya sampai penyelenggaraan hiburan diperbolehkan,” ungkap Carika.
Musim hajatan
Seperti kebanyakan daerah lain di wilayah pantai utara Jawa Barat, di Kab. Indramayu musim panen selalu identik dengan musim hajatan. Pada waktu musim panen padi berlangsung, berbarengan dengan itu banyak orang mengadakan syukuran pernikahan atau sunatan. Alasannya, pada saat musim panen para orang tua memiliki modal untuk menggelar kegiatan hajatan, di samping alasan lain yakni tamu yang diundang juga tergerak untuk menghadirinya karena memiliki beras atau uang untuk diberikan kepada penyelenggara hajatan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu, H. Takmid Sarbini, membenarkan perihal telah makin meluasnya wilayah panen di kabupaten yang menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Barat tersebut. Dikatakannya, dari realisasi tanam musim rendeng seluas 120.088 hektare, areal yang telah panen telah mencapai 20 ribu hektare lebih.
Ia juga membenarkan perihal harga jual gabah petani yang masih setara dengan harga HPP yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 2.400,00 per kg. “Bahkan dari laporan yang ada, malah ada yang bisa menjual sampai Rp 2.500,00 per kg,” ungkapnya.
Namun perihal penyebabnya, Takmid mengaku bukan semata akibat petani belum berminat melepas gabahnya karena penyelenggaraan tradisi hajatan yang tertunda akibat pemilu. Tetapi di luar itu, kata dia, produktivitas hasil panen padi di Indramayu tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.(C-26)
Post a Comment