Pemilih Lanjut Usia Butuh Kacamata Baca
PATROL – Tata cara pemungutan suara pada Pemilu 2009 kali ini diyakini bakal membuat ketar-ketir para calon pemilih manusia lanjut usia (manula). Pasalnya, dengan sistem berbeda ditambah banyaknya parpol dan caleg peserta pemilu, membuat manula kesulitan untuk menyalurkan aspirasinya.
Jangankan untuk memberikan tanda, melihat sepintas isi lembaran surat suara saja, mereka sudah dibuat pusing tujuh keliling. Kendalanya bermacam-macam, ada yang karena buta huruf sehingga tidak bisa membaca nama maupun nomor urut parpol dan caleg, juga karena kebanyakan menderita gangguan penglihatan sehingga tidak bisa melihat dengan jelas akibat faktor usia.
Sejumlah kalangan menyarankan, khusus bagi pemilih manula perlu disediakan kacamata baca di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Baik yang menderita rabun jauh (mata minus) maupun rabun dekat (mata plus).
“Sebab kalau permasalahan ini tidak diantisipasi, tentunya proses pemungutan suara akan terkendala,” ujar pengamat pemilu asal Kecamatan Patrol, Edi Suripno, Selasa (24/3).
Kendala yang dimaksud, yakni potensi surat suara tidak sah sangat besar, serta jalannya pemungutan suara yang akan memakan waktu lama. “Yang muda saja masih sering salah menandai dan perlu waktu cukup lama saat dibilik suara. Apalagi yang tua, pegang pulpen saja gemetar, bisa-bisa pingsan di TPS,” tutur Edi.
Karenanya, penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU maupun PPK dan PPS, harus bisa mencarikan solusi agar masalah yang dihadapi para manula dapat terpecahkan. Parpol beserta caleg juga mestinya memberikan sumbangsih demi kelancaran konstituennya dalam melakukan eksekusi pada hari hari H.
Ketua PPK Kecamatan Patrol, Patin Ibrahim mengakui, untuk calon pemilih usia lanjut rawan terjadinya kesalahan saat menyalurkan suaranya di TPS. Namun, untuk menyediakan kaca mata baca bagi para manula, Patin hanya berharap agar semua elemen ikut membantu masalah tersebut. (kho)
Jangankan untuk memberikan tanda, melihat sepintas isi lembaran surat suara saja, mereka sudah dibuat pusing tujuh keliling. Kendalanya bermacam-macam, ada yang karena buta huruf sehingga tidak bisa membaca nama maupun nomor urut parpol dan caleg, juga karena kebanyakan menderita gangguan penglihatan sehingga tidak bisa melihat dengan jelas akibat faktor usia.
Sejumlah kalangan menyarankan, khusus bagi pemilih manula perlu disediakan kacamata baca di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Baik yang menderita rabun jauh (mata minus) maupun rabun dekat (mata plus).
“Sebab kalau permasalahan ini tidak diantisipasi, tentunya proses pemungutan suara akan terkendala,” ujar pengamat pemilu asal Kecamatan Patrol, Edi Suripno, Selasa (24/3).
Kendala yang dimaksud, yakni potensi surat suara tidak sah sangat besar, serta jalannya pemungutan suara yang akan memakan waktu lama. “Yang muda saja masih sering salah menandai dan perlu waktu cukup lama saat dibilik suara. Apalagi yang tua, pegang pulpen saja gemetar, bisa-bisa pingsan di TPS,” tutur Edi.
Karenanya, penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU maupun PPK dan PPS, harus bisa mencarikan solusi agar masalah yang dihadapi para manula dapat terpecahkan. Parpol beserta caleg juga mestinya memberikan sumbangsih demi kelancaran konstituennya dalam melakukan eksekusi pada hari hari H.
Ketua PPK Kecamatan Patrol, Patin Ibrahim mengakui, untuk calon pemilih usia lanjut rawan terjadinya kesalahan saat menyalurkan suaranya di TPS. Namun, untuk menyediakan kaca mata baca bagi para manula, Patin hanya berharap agar semua elemen ikut membantu masalah tersebut. (kho)
Post a Comment