Dua TKW Diduga Jadi Korban Trafiking
ARAHAN, Dua Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indramayu, diduga menjadi korban jual-beli manusia (trafiking) di negara Timur Tengah. Kokom Komariyah Binti Tarman (20) warga Desa Tawangsari dan Anidah Binti Radijah (22) warga Desa Cidempet. Kedua warga Kec. Arahan Kab. Indramayu, sudah hampir enam tahun ini tidak diketahui keberadaanya alias raib.
Kedua TKW ini diberangkatkan sekitar september 2003 lalu. Berdasarkan informasi, mereka diberangkatkan menuju dua negara di Timur Tengah, masing-masing Kokom Komariyah ditempatkan di Kuwait sedangkan Anidah ditempatkan di Saudi Arabia.
Menurut keluarga kedua korban, pihak keluarga tidak menaruh curiga terkait keberangkatan anak mereka. Terlebih keberangkatannya melalui proses penampungan sebuah PJTKI Graha Indo Wiwana Jl. Condet Jakarta.
Menurut Tarman, ayah Kokom Komariyah yang kini tinggal di Desa Tawangsari RT 05 RW 01 Kec. Arahan. Anaknya berangkat menjadi TKW setelah sebelumnya ditampung PT. Graha Indo di wilayah Jatikarya Bogor.
“Waktu itu saya sudah merasa lega karena dapat informasi anak saya berangkat menuju Kuwait,” tutur dia.
Namun kebahagiaan keluarga berubah sejak jejak keberadaan Kokom tak diketahui. Baru pada tahun 2006, ia mendapatkan informasi bila anaknya berada di Kuwait dan mengeluhkan tindakan majikannya yang melarang berkomunikasi ke Indonesia. “Waktu itu anak saya mengeluh bila selama ini ia tidak menerima gaji dan diperlakukan tidak manusiawi oleh majikannya,” tutur Tarman.
Kasus yang sama juga dialami rekannya Anidah. Anidah selama menjadi TKW hampir tidak pernah memberikan kabar. Kondisi ini menyebabkan pihak keluarga sangat mengkawatirkan. Belakangan diperoleh informasi, bila selama bekerja di Saudi Arabia Anidah kerap dipindah-pindahkan dari majikan satu ke majikan lainnya. Kondisi ini menyebabkan jaminan upah berupa gaji bulanan pun nyaris “lenyap” sehingga selama menjadi TKW tak pernah kirim uang ke Indonesia.
Juru tulis Desa Cidempet Udin saat dikonfirasi “MD”, Minggu (22/3) mengakui bila pihaknya telah menerima laporan terkait dengan nasib warganya.
“Kami sudah menerima laporan terkait dengan nasib TKW tersebut, mamun kami bingung menelusuri keberadaan korban, mengingat pihak desa, menerima data yang sangat minim terkait perusahaan yang memberngkatkan maupun keberadaannya di negara tujuan,” tandas dia. (C-28)
Kedua TKW ini diberangkatkan sekitar september 2003 lalu. Berdasarkan informasi, mereka diberangkatkan menuju dua negara di Timur Tengah, masing-masing Kokom Komariyah ditempatkan di Kuwait sedangkan Anidah ditempatkan di Saudi Arabia.
Menurut keluarga kedua korban, pihak keluarga tidak menaruh curiga terkait keberangkatan anak mereka. Terlebih keberangkatannya melalui proses penampungan sebuah PJTKI Graha Indo Wiwana Jl. Condet Jakarta.
Menurut Tarman, ayah Kokom Komariyah yang kini tinggal di Desa Tawangsari RT 05 RW 01 Kec. Arahan. Anaknya berangkat menjadi TKW setelah sebelumnya ditampung PT. Graha Indo di wilayah Jatikarya Bogor.
“Waktu itu saya sudah merasa lega karena dapat informasi anak saya berangkat menuju Kuwait,” tutur dia.
Namun kebahagiaan keluarga berubah sejak jejak keberadaan Kokom tak diketahui. Baru pada tahun 2006, ia mendapatkan informasi bila anaknya berada di Kuwait dan mengeluhkan tindakan majikannya yang melarang berkomunikasi ke Indonesia. “Waktu itu anak saya mengeluh bila selama ini ia tidak menerima gaji dan diperlakukan tidak manusiawi oleh majikannya,” tutur Tarman.
Kasus yang sama juga dialami rekannya Anidah. Anidah selama menjadi TKW hampir tidak pernah memberikan kabar. Kondisi ini menyebabkan pihak keluarga sangat mengkawatirkan. Belakangan diperoleh informasi, bila selama bekerja di Saudi Arabia Anidah kerap dipindah-pindahkan dari majikan satu ke majikan lainnya. Kondisi ini menyebabkan jaminan upah berupa gaji bulanan pun nyaris “lenyap” sehingga selama menjadi TKW tak pernah kirim uang ke Indonesia.
Juru tulis Desa Cidempet Udin saat dikonfirasi “MD”, Minggu (22/3) mengakui bila pihaknya telah menerima laporan terkait dengan nasib warganya.
“Kami sudah menerima laporan terkait dengan nasib TKW tersebut, mamun kami bingung menelusuri keberadaan korban, mengingat pihak desa, menerima data yang sangat minim terkait perusahaan yang memberngkatkan maupun keberadaannya di negara tujuan,” tandas dia. (C-28)
Post a Comment