Geliat Wisata Kuliner Indramayu
Hadirkan Wiliam Wongso, PKK Kenalkan Makanan Khas Daerah
Dalam rangka mengembangkan wisata kuliner, Tim Penggerak PKK Kabupaten Indramayu bersama Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) berupaya terus mengenalkan sejumlah makanan yang jadi ciri khas Kota Mangga. Diantaranya adalah bandeng tanpa duri, pedesan entog, dan makanan khas bubur cecek (burcek).
KEGIATAN yang dihadiri ahli kuliner internasional Wiliam Wongso itu berlangsung di Desa Tambak, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Ikut hadir sekaligus mengenalkan makanan khas daerah adalah Ketua TP PKK Indramayu, Hj Anna Sophana, dan TP PKK Bakorwil (BKPP) Cirebon yang dipimpin istri Kepala BKPP Drs H Ano Sutrisno MM, yakni Hj Erni Astuti.
Dalam kesempatan itu, Anna Sophana menjelaskan, acara yang digelar bertujuan untuk mengenalkan makanan khas dan usaha di bidang kuliner yang selama ini belum diketahui masyarakat di luar Indramayu. Padahal Indramayu kaya akan kuliner seperti bubur cecek (burcek), balado ikan bandeng tanpa duri, pedesan entog dan masih banyak lagi makanan khas lainnya.
“Melalui program wisata kuliner, makanan khas daerah bisa dikenal oleh masyarakat di luar Indramayu. Semoga kegiatan ini bisa membantu mengembankan usaha yang lebih luas lagi. Kami meminta kepada Pak Wiliam Mongso, tenaga ahli di bidang wisata kuliner untuk bisa membantu dalam hal pemasaran,” pintanya, Rabu (25/2).
Dijelaskannya, wisata kuliner saat ini menjadi perhatian serius TP PKK dalam rangka mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Masyarakat juga mulai melirik untuk menggeluti usaha pengelolaan ikan bandeng tanpa duri. ”Oleh karenanya saya berharap ajang ini memberikan pengalaman serta bisa membantu pangsa pasar,” katanya.
Sementara itu ahli kuliner Wiliam Wongso mengungkapkan, setiap daerah tentunya harus memiliki makanan khas tersendiri untuk bisa dipasarkan ke luar daerah. Wiliam mengaku sangat tertarik dengan manan khas burcek karena di daerah lain belum ada. Selain burcek, makanan blondon juga baru pertama kali dirasakannya, dan ternyata sangat enak.
“Tinggal bagaimana makanan khas daerah ini bisa menembus pasar nasional, bahkan kalau bisa internasional. Yang jelas makanan khas daerah ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tutur pria yang mengasuh program memasak di salah satu teve swasta itu. (dun)
Dalam rangka mengembangkan wisata kuliner, Tim Penggerak PKK Kabupaten Indramayu bersama Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) berupaya terus mengenalkan sejumlah makanan yang jadi ciri khas Kota Mangga. Diantaranya adalah bandeng tanpa duri, pedesan entog, dan makanan khas bubur cecek (burcek).
KEGIATAN yang dihadiri ahli kuliner internasional Wiliam Wongso itu berlangsung di Desa Tambak, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Ikut hadir sekaligus mengenalkan makanan khas daerah adalah Ketua TP PKK Indramayu, Hj Anna Sophana, dan TP PKK Bakorwil (BKPP) Cirebon yang dipimpin istri Kepala BKPP Drs H Ano Sutrisno MM, yakni Hj Erni Astuti.
Dalam kesempatan itu, Anna Sophana menjelaskan, acara yang digelar bertujuan untuk mengenalkan makanan khas dan usaha di bidang kuliner yang selama ini belum diketahui masyarakat di luar Indramayu. Padahal Indramayu kaya akan kuliner seperti bubur cecek (burcek), balado ikan bandeng tanpa duri, pedesan entog dan masih banyak lagi makanan khas lainnya.
“Melalui program wisata kuliner, makanan khas daerah bisa dikenal oleh masyarakat di luar Indramayu. Semoga kegiatan ini bisa membantu mengembankan usaha yang lebih luas lagi. Kami meminta kepada Pak Wiliam Mongso, tenaga ahli di bidang wisata kuliner untuk bisa membantu dalam hal pemasaran,” pintanya, Rabu (25/2).
Dijelaskannya, wisata kuliner saat ini menjadi perhatian serius TP PKK dalam rangka mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Masyarakat juga mulai melirik untuk menggeluti usaha pengelolaan ikan bandeng tanpa duri. ”Oleh karenanya saya berharap ajang ini memberikan pengalaman serta bisa membantu pangsa pasar,” katanya.
Sementara itu ahli kuliner Wiliam Wongso mengungkapkan, setiap daerah tentunya harus memiliki makanan khas tersendiri untuk bisa dipasarkan ke luar daerah. Wiliam mengaku sangat tertarik dengan manan khas burcek karena di daerah lain belum ada. Selain burcek, makanan blondon juga baru pertama kali dirasakannya, dan ternyata sangat enak.
“Tinggal bagaimana makanan khas daerah ini bisa menembus pasar nasional, bahkan kalau bisa internasional. Yang jelas makanan khas daerah ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tutur pria yang mengasuh program memasak di salah satu teve swasta itu. (dun)
Post a Comment