DBD Terus Mengganas
JATIBARANG-Jumlah penderita penyakit demam berdarah yang disebabkan virus dengue yang ditularkan nyamuk aedes aegypti masih terus bertambah. Usia penderitanyapun sangat bervariasi, dari balita hingga dewasa.
Keterangan yang dihimpun Radar, Selasa (10/2), sejumlah ruang di RSI Zam Zam Jatibarang masih didominasi pasien DBD. Selain masih menjalani perawatan tim medis, beberapa pasien lainnya ada yang sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Bahkan, tidak sedikit pula yang dirujuk ke puskesmas dan sejumlah rumah sakit lainnya.
Nurjanah (17), salah satu pasien asal Desa Jambe RT 8/2 Kecamatan Kertasemaya yang kini masih duduk d ibangku kelas XII MA Yapin, masuk ke RS untuk kedua kali karena terserang DBD.
Menurut kakak korban, Kadiyah (35), adiknya sempat dirawat di RS tersebut sebulan yang lalu selama lima karena DBD. Sedangkan yang kedua kalinya korban masuk RS pada Senin (9/2), dengan kondisi yang sudah sangat parah.
Ia mengaku di tempat tinggalnya kondisi lingkungan kurang menunjang dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, karena banyak genangan air hujan yang mampet. Yang lebih memprihatinkan, pada setiap ada kegiatan pengasapan (fogging), warga yang tidak membayar tak mendapatkan fasilitas fogging yang diharapkan. “Yang bayar Rp5.000 rumahnya disemprot, yang tidak bayar ya dilewati saja,” ungkapnya.
Kadiyah berharap, pemerintah lebih memperhatikan masyarakat bawah dalam kegaiatan fogging. “Kalau ada fogging lagi jangan pilih-pilih. Semua masyarakat berhak menerima fasilitas yang diberikan pemerintah,” ujarnya.
Selain Nurjanah, di ruang perawatan Arafah juga terdapat pasien lainnya yang terkena DBD. Mereka adalah Juwanto (14) dan Kasti (22) yang masuk ke RS pada Selasa (10/2). Penderita lainnya, Yuda (13) asal Desa/Kecamatan Jatibarang dan Noval (6) asal Desa Plumbon Kecamatan Indramayu.
Dokter jaga RSIZ Jatibarang dr Tanti Darmawanti menjelaskan, masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang gejala yang ditimbulkan virus tersebut, terkadang menjadikan keterlambatan penderitanya untuk segera mendapat pertolongan medis. (tar)
Keterangan yang dihimpun Radar, Selasa (10/2), sejumlah ruang di RSI Zam Zam Jatibarang masih didominasi pasien DBD. Selain masih menjalani perawatan tim medis, beberapa pasien lainnya ada yang sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Bahkan, tidak sedikit pula yang dirujuk ke puskesmas dan sejumlah rumah sakit lainnya.
Nurjanah (17), salah satu pasien asal Desa Jambe RT 8/2 Kecamatan Kertasemaya yang kini masih duduk d ibangku kelas XII MA Yapin, masuk ke RS untuk kedua kali karena terserang DBD.
Menurut kakak korban, Kadiyah (35), adiknya sempat dirawat di RS tersebut sebulan yang lalu selama lima karena DBD. Sedangkan yang kedua kalinya korban masuk RS pada Senin (9/2), dengan kondisi yang sudah sangat parah.
Ia mengaku di tempat tinggalnya kondisi lingkungan kurang menunjang dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, karena banyak genangan air hujan yang mampet. Yang lebih memprihatinkan, pada setiap ada kegiatan pengasapan (fogging), warga yang tidak membayar tak mendapatkan fasilitas fogging yang diharapkan. “Yang bayar Rp5.000 rumahnya disemprot, yang tidak bayar ya dilewati saja,” ungkapnya.
Kadiyah berharap, pemerintah lebih memperhatikan masyarakat bawah dalam kegaiatan fogging. “Kalau ada fogging lagi jangan pilih-pilih. Semua masyarakat berhak menerima fasilitas yang diberikan pemerintah,” ujarnya.
Selain Nurjanah, di ruang perawatan Arafah juga terdapat pasien lainnya yang terkena DBD. Mereka adalah Juwanto (14) dan Kasti (22) yang masuk ke RS pada Selasa (10/2). Penderita lainnya, Yuda (13) asal Desa/Kecamatan Jatibarang dan Noval (6) asal Desa Plumbon Kecamatan Indramayu.
Dokter jaga RSIZ Jatibarang dr Tanti Darmawanti menjelaskan, masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang gejala yang ditimbulkan virus tersebut, terkadang menjadikan keterlambatan penderitanya untuk segera mendapat pertolongan medis. (tar)
Post a Comment