Dari Jogjakarta, Keliling Nusantara
KERTASEMAYA— Semangat dan keingintahuan akan ragam budaya nusantara membuat Supriyanto (55) memutuskan mengelilingi
Nusantara dengan menggunakan sepeda ontel. Karena usaha keras itu, pria warga Bantul, Jogjagakarta, ini sudah menerima penghargaan MURI karena mampu mengelilingi Indonesia pada 11 September 2006 sampai dengan 28 Agustus 2007 dengan menggunakan sepeda.
Kemarin (11/2), pria yang akrab disapa Mbah Boncel ini singgah di Kota Mangga. Dia menceritakan, dirinya memulai petualangan dari kilometer nol Indonesia yakni di Sabang.
modal awal hanya uang Rp75 ribu. Petualangannya di Aceh, dia sempat disekap pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Lhokseumawe. Dirinya menjadi pekerja paksa selama tiga hari tiga malam.
“Waktu pasukan lagi pada salat, saya memilih kabur dan mengamankan diri ke markas pasukan TNI,” tuturnya saat dijumpai Radardi sebuah pos ronda di Desa/Kecamatan Kertasemaya, kemarin. Sebagai data baginya, disiapkannya buku tebal yang memuat tulisan orang-orang yang dijumpai dengan menuliskan kalimat-kalimat penuh semangat. Dari gubernur sampai tukang becak dan preman dari berbagai wilayah di Indonesia, sudah menulis di bukunya itu. (tar)
Nusantara dengan menggunakan sepeda ontel. Karena usaha keras itu, pria warga Bantul, Jogjagakarta, ini sudah menerima penghargaan MURI karena mampu mengelilingi Indonesia pada 11 September 2006 sampai dengan 28 Agustus 2007 dengan menggunakan sepeda.
Kemarin (11/2), pria yang akrab disapa Mbah Boncel ini singgah di Kota Mangga. Dia menceritakan, dirinya memulai petualangan dari kilometer nol Indonesia yakni di Sabang.
modal awal hanya uang Rp75 ribu. Petualangannya di Aceh, dia sempat disekap pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Lhokseumawe. Dirinya menjadi pekerja paksa selama tiga hari tiga malam.
“Waktu pasukan lagi pada salat, saya memilih kabur dan mengamankan diri ke markas pasukan TNI,” tuturnya saat dijumpai Radardi sebuah pos ronda di Desa/Kecamatan Kertasemaya, kemarin. Sebagai data baginya, disiapkannya buku tebal yang memuat tulisan orang-orang yang dijumpai dengan menuliskan kalimat-kalimat penuh semangat. Dari gubernur sampai tukang becak dan preman dari berbagai wilayah di Indonesia, sudah menulis di bukunya itu. (tar)
Post a Comment