Nelayan Terima Beras
KANDANGHAUR–Ribuan keluarga nelayan di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, ramai-ramai mendatangi KUD Misaya Mina (MM) Eretan, Jumat (9/1). Mereka datang bukan untuk demo, melainkan menerima jatah bantuan beras paceklik dari koperasi nelayan yang telah berdiri sejak pemerintahan Belanda tahun 1926 itu.
Selain nelayan, beras sebanyak 20 ton yang disediakan saat musim paceklik tersebut juga dibagikan kepada para mustahiq (fakir miskin), guru ngaji, imam masjid serta musala, guru SMP serta madrasah, pengurus dan anggota KUD dengan jumlah sebanyak 2.395 kepala keluarga (KK). Khusus bagi ribuan jiwa fakir miskin, selain mendapatkan jatah beras masing-masing sebanyak 5 kilogram, mereka juga memperoleh uang lauk pauk sebesar Rp5 ribu/orang.
Ketua KUD MM Eretan Wetan H Abdul Rosyad didampingi Sekretaris Drs Masnun Sarnawi menjelaskan, sumber dana pengadaan beras paceklik tersebut merupakan akumulasi dari potongan hasil lelang ikan para nelayan di TPI sebesar 0,5 persen berdasarkan Perda Provinsi nomor 5 tahun 2005 tentang TPI sepanjang tahun 2008.
“Sebenarnya KUD menderita tekor karena harga beras mengalami kenaikan dibanding dana akumulasi yang tersedia. Tapi kami berupaya untuk pembelian 20 ton beras layak konsumsi dengan harga Rp110 juta ini dengan mengeluarkan kas simpanan KUD,” kata Rosyad.
Apalagi, kata pria kelahiran 3 September 1963 dengan 4 anak hasil perkawinan dengan Hj Baesah ini, sejak dua bulan terakhir nelayan di Eretan Wetan tidak melaut akibat musim baratan yang ditandai gelombang tinggi.
Daya beli nelayan menjadi rendah, bahkan sebagian besar terjerat hutang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. “Dengan dibagikannya beras paceklik ini mudah-mudahan bisa meringankan beban para nelayan dalam menghadapi musim menganggur sekarang ini,” harapnya. (kho)
Selain nelayan, beras sebanyak 20 ton yang disediakan saat musim paceklik tersebut juga dibagikan kepada para mustahiq (fakir miskin), guru ngaji, imam masjid serta musala, guru SMP serta madrasah, pengurus dan anggota KUD dengan jumlah sebanyak 2.395 kepala keluarga (KK). Khusus bagi ribuan jiwa fakir miskin, selain mendapatkan jatah beras masing-masing sebanyak 5 kilogram, mereka juga memperoleh uang lauk pauk sebesar Rp5 ribu/orang.
Ketua KUD MM Eretan Wetan H Abdul Rosyad didampingi Sekretaris Drs Masnun Sarnawi menjelaskan, sumber dana pengadaan beras paceklik tersebut merupakan akumulasi dari potongan hasil lelang ikan para nelayan di TPI sebesar 0,5 persen berdasarkan Perda Provinsi nomor 5 tahun 2005 tentang TPI sepanjang tahun 2008.
“Sebenarnya KUD menderita tekor karena harga beras mengalami kenaikan dibanding dana akumulasi yang tersedia. Tapi kami berupaya untuk pembelian 20 ton beras layak konsumsi dengan harga Rp110 juta ini dengan mengeluarkan kas simpanan KUD,” kata Rosyad.
Apalagi, kata pria kelahiran 3 September 1963 dengan 4 anak hasil perkawinan dengan Hj Baesah ini, sejak dua bulan terakhir nelayan di Eretan Wetan tidak melaut akibat musim baratan yang ditandai gelombang tinggi.
Daya beli nelayan menjadi rendah, bahkan sebagian besar terjerat hutang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. “Dengan dibagikannya beras paceklik ini mudah-mudahan bisa meringankan beban para nelayan dalam menghadapi musim menganggur sekarang ini,” harapnya. (kho)
Post a Comment