Aneh-Unik, Harga Makin Tinggi
JATIBARANG,
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan pecinta tanaman hias untuk mengagumi koleksi yang bagi sebagian orang justru tak memperlihatkan keindahan. Banyak yang berpendapat, keunikan yang tak bisa dimiliki oleh setiap orang, membuat tanaman hias yang memiliki fisik aneh malah dianggap bisa meningkatkan gengsi si pemilik.
Menurut seorang pedagang tanaman hias di kawasan jalan Letnan Joni Jatibarang Baru, Surana, pemburu tanaman hias banyak yang rela mengeluarkan uang berapapun untuk jenis tanaman hias yang dianggap aneh dan nyeleneh. Pada dasarnya, fenomena itu wajar terjadi di dunia tanaman hias.
“Mungkin inilah yang dinamakan siklus. Bukan hal baru terjadi perputaran tanaman yang digandrungi masyarakat. Itulah yang terjadi pada gengsi kepemilikan tanaman hias, dan tak hanya melibatkan segelintir orang. Sebab di sini juga melibatkan keterkaitan peran petani, pedagang, pebisnis, penghobi, dan kolekto,” kata Surana saat dijumpai Radar, kemarin.
Dikatakannya, harga tanaman hias terkesan dibuat tak masuk akal dengan selangit. Kondisi itulah yang membuat sebagian orang mengambil kesimpulan kalau bisnis tanaman hias bersifat semu. “Karena harga yang berlaku ditentukan oleh pasar yang berkembang, dengan sendirinya semakin langka dan semakin aneh tanaman akan memicu harga menjadi tinggi. Selain itu, gengsi yang tinggi juga dapat menyebabkan harga tanaman hias semakin bertambah mahal,” tandasnya.
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan pecinta tanaman hias untuk mengagumi koleksi yang bagi sebagian orang justru tak memperlihatkan keindahan. Banyak yang berpendapat, keunikan yang tak bisa dimiliki oleh setiap orang, membuat tanaman hias yang memiliki fisik aneh malah dianggap bisa meningkatkan gengsi si pemilik.
Menurut seorang pedagang tanaman hias di kawasan jalan Letnan Joni Jatibarang Baru, Surana, pemburu tanaman hias banyak yang rela mengeluarkan uang berapapun untuk jenis tanaman hias yang dianggap aneh dan nyeleneh. Pada dasarnya, fenomena itu wajar terjadi di dunia tanaman hias.
“Mungkin inilah yang dinamakan siklus. Bukan hal baru terjadi perputaran tanaman yang digandrungi masyarakat. Itulah yang terjadi pada gengsi kepemilikan tanaman hias, dan tak hanya melibatkan segelintir orang. Sebab di sini juga melibatkan keterkaitan peran petani, pedagang, pebisnis, penghobi, dan kolekto,” kata Surana saat dijumpai Radar, kemarin.
Dikatakannya, harga tanaman hias terkesan dibuat tak masuk akal dengan selangit. Kondisi itulah yang membuat sebagian orang mengambil kesimpulan kalau bisnis tanaman hias bersifat semu. “Karena harga yang berlaku ditentukan oleh pasar yang berkembang, dengan sendirinya semakin langka dan semakin aneh tanaman akan memicu harga menjadi tinggi. Selain itu, gengsi yang tinggi juga dapat menyebabkan harga tanaman hias semakin bertambah mahal,” tandasnya.
Post a Comment